FalyaNow my-Falya is... Lilypie Kids birthday PicAnd my-Khayra is...
Tulisan di blog ini hanya merupakan sharing dari saya. Tidak bermaksud menggurui siapapun. Jika bermanfaat, alhamdulillah. Jika tidak sesuai dengan pendapat Anda, saya mohon maaf dan agar dilupakan saja. Terima kasih...
My New School : Ladybird Cabang Kedoya
Thursday, June 09, 2011
My New School : Ladybird Cabang Kedoya

Sudah 2 bulan lebih Khayra bersekolah di www.ladybird.or.id cabang Kedoya, tepatnya sejak 1 Maret 2011. Sebelumnya Khayra sekolah di TK yang ada dalam kompleks tempat tinggal kami. Jarak TK ke rumah hanya sekitar 50 m atau berjarak 5 rumah dari rumah yg kami tinggali. Lalu kenapa Khayra saya pindahkan ke Ladybird? Jaraknya dari rumah sekitar 6 km dan waktu tempuh dengan mobil 15 menit -1 jam perjalanan (Jika berangkat jam 6.45 dari rumah bisalah menghabiskan waktu 12-15 menit. Tapi jika berangkat pk. 07.30 waktu tempuh mencapai 25 menit dan jika berangkat pk.7.50 bisa sampai 40 menit-1jam perjalanan!!!)

Flashback sekitar 2 tahun yang lalu saat ibu saya masih ada. Ibu saya kagum dengan anak2 yang jago ngomong English. Sering kali ibu mengungkapkan kekagumannya saat menyaksikan anak2 artis ngomong English ke ortunya. Waktu Falya mau masuk SD di Balikpapan sebenarnya saya berniat memasukkan Falya ke SD yang memakai pengantar Bahasa Inggris. Namun saat itu (th 2000) di Balikpapan masih sangat terbatas sekolah semacam itu, kalau ga salah cuma ada 1, itu pun mensyaratkan salah satu ortunya harus berkebangsaaan asing. Akhirnya Falya masuk sekolah nasional SD swasta YBBSU Balikpapan sampai kls 2 SD. Nah saat Khayra berumur 3 th keinginan untuk menyekolahkan Khayra di tempat yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar timbul lagi apalagi didukung oleh omanya Khayra. Kebetulan ada preschool international yang baru buka dekat rumah. Iseng2 saya telepon menanyakan biayanya. Waduh ternyata mahal banget dan bayarnya pakai USD. Saya lupa tepatnya berapa USD tapi seingat saya jika dirupiahkan mencapai belasan juta/term (1 term = 3 bulan) atau sekitar 3-4 juta/bulan. Hiks… kalau segitu keuangan kami belum sanggup. Saat itu saya bilang ke ibu saya, kalau berkisar 1jt-1.3jt saya masih sanggup deh. Bukan apanya selain sekolah, anak saya juga ikut les yang lain: les ballet, piano, dance, tari tradisional semuanya pakai biaya tohhh??? Sampai kemudian ibu saya berpulang saya belum juga mendapat sekolah idaman dengan harga terjangkau. Dan akhirnya walaupun dengan setengah hati, Khayra saya sekolahkan di TK dalam kompleks kami.

Pun begitu saya tetap berusaha mencari sekolah idaman sampai akhirnya ketemulah saya dengan sekolah tercinta Ladybird cabang Kedoya. Awalnya saya tiap hari browsing mencari tempat kursus English yang bagus buat anak. Dulu Falya berkali-kali pindah tempat kursus baik di Balikpapan maupun di Jakarta karena tidak satu pun yang sesuai dengan metode yang saya inginkan. Semua tempat kursus berbasis grammar. Alhasil tiap ujian baik di sekolah maupun tempat kursus Falya mendapat nilai tinggi atau nilai A, tapi kalau disuruh ngomong sama sekali ga bisa. Orang speak English pun dia ga ngerti. Bedanya Khayra sejak kami pasang Indovision untuk TV di kamar dan saya hanya mengijinkan anak2 menonton cartoon di Playhouse Disney, baby TV pokoknya cartoon in English, Khayra tiba2 bisa ngomong English. Melihat kemampuan dan ketertarikan Khayra terhadap Bahasa Inggris, saya getol mencari tempat kursus yang sesuai. Tiap hari saya browsing, buka2 milis sampai akhirnya ketemulah website Ladybird preschool. Ternyata Ladybird cabang Kedoya ini masih dalam kompleks yang sama dengan tempat kursus balletnya Khayra. Dan ternyata lagi biaya perbulan Rp.1.3 juta, persis banget dengan harapan saya dulu. Alhamdulillah, kembali LOA bekerja…

Namun ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Persyaratan bersekolah di Kindergarten Ladybird bagi murid yang sehari-hari berbahasa Indonesia adalah pernah mengikuti preschool di Ladybird atau preschool lain yang menggunakan English sebagai bahasa pengantar. Ini dikarenakan di tingkat K1 and K2 menggunakan full English untuk seluruh kegiatan dan pelajaran kecuali pelajaran Bahasa dan Mandarin. So, anak yang tidak terbiasa berbahasa Inggris akan kesulitan mengikuti pelajaran. Saya sudah meyakinkan sang principal bahwa Khayra mengerti bahasa Inggris karena mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, Khayra nonton cartoon in English dan saya perhatikan Khayra mengerti apa yang dipercakapkan di cartoon tsb. Saya pun sesering mungkin menggunakan bahasa Inggris bila ngomong dengan Khayra (walau dengan kemampuan English saya yang sangat terbatas) namun tetap ditolak, hiksss… Akhirnya saya disarankan ikut kelas sore (seminggu 2x @ 1.5 jam) yang memang diperuntukkan bagi murid TK yang sekolahnya menggunakan Bahasa Indonesia. Saya lupa tepatnya kapan Khayra ikut kelas sore, kalau ga salah bulan Oktober atau November 2010. Tiap hari Senin dan Rabu pk 03.00-04.30 pm saya nganter Khayra ke Ladybird. So jadwal jadi padat karena Selasa dan Kamis sore Khayra ikut ballet class di kompleks yang sama dengan Ladybird. Padahal pula di saat yang sama si Kakak Falya sedang saya persiapkan untuk mengikuti ujian Nasional SD. Maklum aja Falya sekolah di SDN regular yang jauh dari harapan saya, yg baru saya tahu setelah Falya kls 6!!! So saya juga ekstra jadi pengajar kelas VI khusus ngajar si kakak. Kebayang kan saya jumpalitan setiap hari…

Saya sangat-sangat jatuh cinta dengan program di Ladybird. Untuk anak TK mereka sangat menekankan kepada conversation. Kegiatan kelas sore sama dengan kelas pagi hanya waktunya yang singkat. Ada drawing, singing, counting, reading, coloring, etc. Seluruhnya in English. Temen-temen Khayra yang ikut kelas sore semuanya dari TK billingual artinya TK-nya juga pakai bahasa Inggris tapi koq mereka tetap ikut lagi di Ladybird ya? Menurut para nanny setelah saya tanya, Ladybird memang bagus dari segi bahasa dan lagi biayanya sangattttt terjangkau. Hanya 200rb/bulan. Bandingkan dengan EF yang biayanya Rp. 1,9 jt/ 3 bulan.
Khayra juga sangat antusias dengan English Schoolnya (Khayra selalu bilang TKnya yang pagi Indonesian School, sore English School), sampai-sampai hari Jumat sore pun Khayra merengek untuk pergi ke English School-nya. Karena Khayra hanya dapat pelajaran Bahasa Inggris 2x seminggu, so di rumah selain bercakap in English, saya juga membeli Story Book, Math book semuanya in English. Saya membacakan cerita, mengajar math semua in English. Menyadari kemampuan English saya sangat terbatas, saya rajin buka google translate, rajin nonton playhouse Disney sambil menyimak percakapan untuk saya praktekkan saat ngomong ke Khayra. Saya juga sampai membeli Experia Android untuk mendownload games-games serta pelajaran in English dan Khayra sangat-sangat suka dengan edugames tsb. 

Namun satu hal yang membuat saya gelisah. Khayra belum bisa membaca dalam Bahasa Indonesia. Harapan saya di sekolah pagi, Khayra mendapat pelajaran dalam Bahasa Indonesia, di rumah dan di Ladybird dia belajar English. Saat saya pancing mengajar membaca bahasa Indonesia, jadinya ngaco. Saya kan pakai metode Glenn Dorman yakni mengajar tidak per suku kata tapi langsung per kata. Dulu waktu Khayra baru lahir sampai umur setahun, saya pernah praktekkan cara ini, tapi koq little Khayra rada bosan jadi pelajaran membaca saya hentikan. So saya masih punya persediaan kartu membaca for baby. Misalnya saya tunjukkan kata KUCING. Saya lafalkan kata kucing sambil saya suruh Khayra mengikuti. Namun apa daya Khayra menjawab CAT. Begitu juga bila saya tunjukkan kata MEJA, Khayra mengikuti dengan kata TABLE. Saat dapat majalah dari sekolah, terdapat beberapa pelajaran di dalamnya. Misalnya gambar gajah. Di bawahnya ada tulisan GAJAH, namun Khayra membacanya dengan kata ELEPHANT. Waduh kacau dah… Begitu pula dengan warna. Bila melihat suatu warna otomatis Khayra menyebut in English. Bahkan pernah debat dengan guru sekolah karena Khayra ngotot bilang BLUE untuk warna BIRU. Menghitung pun semua in English. Saya heran koq English Khayra lebih dominan padahal di sekolah kan full Indonesia. Khayra juga sering mengeluh saat pelajaran Bahasa Inggris di sekolah, temen-temennya semua ga suka. Dan lagi Khayra cerita, miss J mengajar dalam bahasa Indonesia yang diterjemahin ke English. Misalnya diajarkan nyanyian “ Pohon itu tree, mobil itu car dst…” Wahhh jadoel banget sih ngajarnya. Bagi saya saat mengajar bahasa asing, ga ada namanya menterjemahkan, namun langsung menunjuk pohon atau gambar pohon dan menyebut TREE. Selama pelajaran hanya bahasa asing itu yang digunakan tidak perdulu anak ngerti atau ngga karena pasti akan mengerti dengan sendirinya. Lha buktinya Khayra tiba-tiba ngomong English ke saya padahal saya ga pernah ngajarkan kalimat2 yang dia ucapkan. Ternyata Khayra tahu dari cartoon yang ditontonnya. Yang diucapkan pun berupa kalimat. Saya ingat banget kalimat pertama Khayra waktu itu, “Don’t worry mommy” lalu saat melihat burung terbang Khayra nyeletuk,”Look at the bird in the sky”. Saya saat itu belum pernah mengajarkan ke Khayra kalimat2 tsb.

Khayra juga dapat PR dari sekolah tapi jarang dikerjain. Eh sang guru juga ga pernah nagih atau nanya ke saya padahal kan saya setiap hari jemput di sekolah dan ketemu gurunya. Saya juga lihat beberapa anak ikut les tambahan di TK itu saat pulang sekolah. Saya sih dari dulu paling ga mau me-les-kan anak untuk pelajaran kecuali bidang seni. Saya mulai gelisah karena Falya saat TK kecil sudah lancar membaca rangkaian 2 suku kata dan TK besar bahkan sudah bisa mengarang cerita atau menulis pengalaman dia sehari-hari (semacam buku harian hehe…), padahal TKnya itu di Balikpapan, di jalan kecil yang kerap banjir dan dengan falisitas yang minim.

Setelah berdiskusi dengan papinya Khayra bahwa saya berniat memindahkan Khayra ke TK lain saya pun mencari-cari sekolah. Diskusi juga dengan ibu2 sekompleks yang anaknya sekolah di TK yang sama dengan Khayra. Menurut mereka (setelah nanya ke TK itu), TK ini tidak mengajarkan membaca karena bila ketahuan akan ditegur Diknas. Hah, bagi saya itu lagu lama. 6 tahun yg lalu jamannya Falya juga begitu. Emangnya ada mata2 Diknas yang memantau ke TK-TK? Apa salahnya sih ngajar anak membaca dan berhitung selama itu tanpa paksaan dan dilakukan sambil bermain. Sekolah ini sudah tidak sejalan dengan harapan saya. Satu-satunya sekolah dari seluruh sekolah yang saya survey yang sesuai dengan keinginan saya hanya di Ladybird. Saya pun memberanikan diri nanya ke Auntie Dwi yang ngajar Khayra gimana perkembangan English-nya Khayra. Ternyata menurut beliau, Khayra perkembangannya sangat pesat, vocabulary-nya sudah lumayan dan yang terutama bisa mengikuti perintah in English. Saya pun minta tolong beliau menyampaikan keinginan saya memindahkan sekolah Khayra ke Ladybird kepada Auntie Lucy- Lady Bird's principal. Dua hari kemudian saat Khayra selesai ikut kelas, saya diantar auntie Dwi menemui auntie Lucy. Auntie Lucy sangat bijaksana. Beliau menyarankan Khayra ikut trial dulu untuk benar2 mengetahui apakah Khayra beneran mau sekolah di Ladybird. Tanggal 1 & 2 Maret Khayra ikut trial. Jam sekolah di sini cukup panjang yakni dari 08.15-12.45 so hari pertama trial saya nungguin Khayra di sekolah. Alhamdulillah setelah 2 hari trial saat Auntie Lucy nanya, Khayra menyatakan senang sekolah di Ladybird dan ga mau lagi ke TK-nya yg lama. Alhamdulillah…

Beberapa temen terperangah ketika saya menjawab pertanyaan mereka saat nanya monthly fee-nya. Ya maklum saja dari awalnya Rp. 260rb/bulan di TK lama menjadi Rp. 1,3jt/bulan + bayar lagi uang masuk + uang pertahun dan per semester selengkapnya bisa lihat di http://www.ladybird.or.id/schedule-fees.html . Sempat ada yang nyindir saya kelebihan duit katanya (Aamiin… semoga doanya dikabulkan Allah hehe…). Hikss sedih juga dikomentari begitu. Tapi bagi saya dengan biaya sebesar itu sangat sepadan dengan yang diperoleh. 

Hitung-hitungannya gini deh. Si Kakak Falya les English di EF dengan biaya Rp. 1,9jt/3bln (32 x pertemuan x @1,5 jam). So biaya per jamnya sekitar Rp.59.375,- Bandingkan dengan di Ladybird dengan biaya Rp. 1,3 jt/bl (sebulan 22 hari x 4.5jam) sehingga biaya per jam hanya Rp. 13.131,-. Biaya itu sudah termasuk bahasa Mandarin seminggu 2-3x dan swimming seminggu sekali dengan pelatih. Beberapa teman Khayra sudah jago berenang di kolam yang dalam tanpa pelampung!. Khayra 2 minggu sekolah di sana udah bisa membaca bahasa Indonesia untuk 2 suku kata. Bisa dikit2 membaca Bahasa Inggris, bisa berenang walau dengan pelampung, bisa nyanyi-nyayi bahasa Mandarin, Englishnya lancar. Sehari2 di rumah bercerita seringnya pakai bahasa Inggris. Bahasa Indonesia otomatis tetap lancar dong. Sudah bisa penambahan sampai puluhan yang hanya perlu pakai jari tangan. 

Banding ya jika masih di TK lama.
TK lama
Kegiatan
Biaya/bl (Rp)
Kegiatan
Biaya/bl (Rp)
Uang sekolah
260.000
Sekolah, membaca Bhs Indonesia, membaca bhsInggris, conversation in English, Mandarin, berenang, seluruh kegiatan Ladybird (outing, concert, drama, angklung, gamelan, dll)
1.300.000
Les membaca Indo
200.000

Les English
200rb-600rb

Les Mandarin
250rn-350rb

Les Berenang
200rb

Total
1,1 jt s/d 1,6 jt

1.3 jt
Biaya per bulan Rp. 260rb + biaya les membaca Rp. 200rb. Sudah Rp. 460rb. Kalau tambah lagi les Inggris di Ladybird Rp.200rb/bl (Kalau di EF Rp. 600rb/bulan) + les Mandarin Rp. 250-350rb/bl + les berenang Rp. 200rb/bl. Sama aja jatuhnya kan??? Belum capeknya antar kesana kemari. Englishnya belum tentu selancar kalau dia dapat 22,5 jam/minggu dibanding les hanya 3 jam/minggu. Bedanya hanya energi untuk antar dan jemput serta ongkos bensin. Tapi bagi saya sangat puas dengan pendidikan dari Ladybird ini, terutama para auntie yang baik….

Suasana di Ladybird ini sangat hommy. Setiap kali datang ke sekolah, pak Jo sang satpam sudah siap depan pagar dan membantu sang anak turun dari mobil atau motor. Jadi pengantar tidak perlu turun lagi dari mobil. Di halaman sudah menunggu para auntie dan langsung menyapa nama sang anak, “ Morning Khayra…”. Sepertinya ini salam wajib setiap pagi semacam password hehe… Saat anak berjalan menuju kelas, setiap bertemu auntie, maka otomatis auntie akan menyapa dengan password tsb. Hebatnya lagi semua auntie hapal nama murid ga perduli anak itu diajar atau tidak. Saat jam pelajaran, pagar akan digembok. Jika mau masuk harus manggil lagi pak Satpam. Begitu kita masuk, pagar digembok lagi. After school juga begitu. Sang penjemput tak perlu turun dari mobil. Auntie dan satpam akan mengantar anak sampai di mobil. Mereka bahkan sudah hapal mobil sang anak, sehingga begitu melihat dari jauh, anak yang sedang berderet di tembok menunggu jemputan akan dipanggil sehingga antrian mobil tidak terlalu lama. Kepala sekolah dan asistennya juga stand by dekat pagar mengantar sang anak sambil say goodbye,” Bye Khayra, see u tomorrow”… 

Setiap awal semester dan awal bulan akan dikasih schedule pelajaran. Misalnya selama bulan April kelas ini akan belajar tentang dinosaurus. Segala yang berhubungan dengan si dino akan dijelaskan dalam bulan itu. Ada penambahan vocab baru. Juga ditulis di jadwal itu untuk pelajaran Bahasa misalnya sudah sampai pada suku kata pa-pi-pu-pe-po, ra-ri-ru-re-ro dan sa-si-su-se-so. Semua kata dalam Bahasa yang ada suku kata tersebut akan diajari sambil mengulang suku kata yang sudah dipelajari sebelumnya. Counting juga sudah sampai penambahan puluhan misalnya sampai angka 30. Mandarin juga begitu. Jadi ortu tahu anaknya sudah sampai dimana sih pelajarannya. Apa sih yang dipelajari di sekolah. Di sekolah lama boro-boro. Selama sekolah disana 7 bulan saya ga pernah tahu secara garis besar apa sih yang diajarkan ke anak saya. Yang saya tahu ya diajar warna, gunting, mewarnai, menempel, mengenal huruf. Selama 2 bulan di Ladybird Khayra sering membawa hasil karyanya, misalnya celengan dinosaurus dari kertas koran, kaos yang disablon oleh mereka, telepon-teleponan dari gelas aqua, makanan yang dibentuk seuai tema bulan itu, lampion, dll.

Intinya saya puas banget dengan sekolah ini, walaupun harus berjuang dengan macet jika telat berangkat. Bayangin berarti saya 2x/hari bolak balik. Tapi saya sangat2 enjoy karena niat saya saat keluar kerja adalah ingin memberikan pendidikan terbaik ke anak-anak saya. Jadi jika temen2 bilang saya mengorbankan karier saya di kantor dulu, bagi saya saya tidak mengorbankan. Tapi saya pindah untuk “berkarier” mendidik anak2 saya. Kalau saya di kantor kemudian jadi pimpinan berarti saya mendidik orang lain supaya berhasil, tapi anak saya di rumah gimana? Saya ingin 100% memantau perkembangan anak saya. Jika dulu ibu saya berjuang sebagai single parent, dengan keterbatasan uang karena hanya sbg guru tapi selalu berusaha mengantar saya dengan motornya untuk les musik, les Bahasa Inggris, les berbagai keterampilan. Juga kisah penjual jamu yang sukses mengantar anaknya hingga S2 di Jepang (http://kickandy.com/theshow/1/1/1106/read/MEREKA-LUAR-BIASA/45), apa yang saya lakukan untuk kedua anak saya masih jauuuuhhhhh dari perjuangan ibu saya dan penjual jamu itu. Dengan ekonomi yang boleh dikata lebih dibanding ibu dulu atau si penjual jamu itu, harusnya saya bisa memberi anak saya pendidikan yang lebih juga. 

Yah sebagai orangtua kami hanya berusaha memberikan semaksimal mungkin. Semoga Falya dan Khayra bisa sukses dunia akhirat. Satu lagi saya sangat berambisi dan sdh menanamkan ke Falya agar someday (semoga secepatnya…) kami akan membagi kemampuan waktu, tenaga dan dana untuk berbuat sesuatu ke masyarakat. Ingin banget membuat Yayasan Hanifah (nama ibu saya) yang memberikan pendidikan dan keterampilan gratis ke kaum dhuafa. Semoga bisa jadi amal jariah ibu saya. Doakan semoga terwujud. Aamiin…

WidifayraTOKO BAJU MODIS & BUTIK ONLINE Cutelyfashion.comGROSIR JILBAB |KATUN PARIS omahnif.comSALON MOZ5 PALMERAH Cutelyfashion.com

Labels: , , , , , ,

posted by Widifayra @ 5:25 pm  
0 Comments:

Post a Comment

<< Home
 

LANGSING & SEHAT

TOKO BAJU ONLINE

TOKO BAJU ONLINE

RAHASIA RUMAH GRATIS

RAHASIA RUMAH GRATIS

KLIK DISINI RAHASIA MENDAPATKAN RUMAH GRATIS !!! GRATIS E-BOOK SENILAI Rp.200.000,- PERSEDIAAN TERBATAS !!!

BINGUNG MENGATUR KEUANGAN ANDA???

CHECK UP FINANCIAL

SOLUSINYA DISINI !!!

About Me

Widya Astuti's Profile
Widya Astuti's Facebook profile

Click My Profile Picture To See Me @ FACEBOOK

Name: Widifayra
Home: Pos Pengumben, Kb. Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Nama saya Widya Astuti, biasanya dipanggil WIDI. FAYRA adalah gabungan nama 2 putri saya(FAlya-12 th dan khaYRA6 th). Lulusan PTN di Bogor dan pernah bekerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta sebagai marketing kredit. Saat ini sebagai WAHM (Work At Home Mom), berbisnis untuk lebih mengembangkan potensi diri...dengan dukungan rekan-rekan yang super hebat di komunitas TDA.
Email: widifayra@yahoo.co.id
Kategori
Previous Post
Links
Bisnis
Kesehatan
Pendidikan
Comments

count webpage visits
Aku Langsing




Member of

JOIN TDA

Rekan TDA