Berhari-hari setelah ibu wafat, saya dipenuhi rasa sedih.Benar-benar tidak percaya ibu sudah duluan menghadap Ilahi.Melihat stock jilbab ibu yang dipersiapkan menyambut bulan puasa apalagi melihat tulisan ibu bisa membuat dadaku sesak luar biasa.Tiap malam apalagi sehabis magrib dan membacakan Surah Yaasiin khusus untuk ibu sering kali membuat saya menangis histeris.Kadang kalau sudah tidak tahan saya telpon tante saya di Makassar minta bantu doa agar saya bisa menerima semua ini.Bahkan saya sampai ke tempat terapi energi, ke dokter juga minta bantuan Rita kasir di salon mencari ustads yang bisa bantu doain saya.Sebulan lebih saya tidak control ke salon, jualan online juga full saya hentikan.Hp ibu saya yang bolak balik berdering karena sms dan telpon dari customer jilbab akhirnya saya off-kan, saya belum kuat hati meladeni.
Hanya dengan berdoa dan berdoa yang sedikit bisa menenangkan saya.Mengaji dan membaca terjemahan, membaca rahasia yang terkandung dalam tiap surah sangat membantu menenangkan hati saya. Saya dipenuhi rasa bersalah.Seharusnya keluhan ibu sakit uluhati 2 bulan sebelum wafat langsung saya respond dan bawa ke rumah sakit.Tapi dasarnya saya paling malas ke rumah sakit karena saya sering tidak dengan suka dengan obat-obatan yang nanti diberikan.Saya lebih percaya penyembuhan alami dari energi alam atau penyembuhan diri sendiri.Oleh karenanya pada keluhan ketiga barulah saya segera membawa ke rumah sakit.Itupun setelah sehari sebelumnya membaca artikel di Koran Kompas yang membahas penyakit jantung yang ciri-cirinya mirip dengan keluhan ibu saya.Salahnya lagi saya tidak ke dokter jantung karena saya masih ragu masa sih sakit ulu hati itu indikasi sakit jantung? Makanya untuk memastikan saya ke dokter umum dulu, mungkin sang dokter lebih tahu dan nantinya dapat memberi rujukan ke dokter jantung.Ternyata dokter umum pun hanya mendiagnosis ibu saya sakit lambung, demikian halnya dengan dokter umum yang kami datangi 2 jam sebelum ibu wafat saat ibu mengeluh sakit ulu hati juga mengira ibu sakit lambung.Lebih parah lagi dokter IGD RS.Permata Hijau mendiagnosis ibu saya dehidrasi dengan melihat tensi darah yang sangat rendah.
Tiap malam saya kepikiran penyebab wafatnya ibu saya.Tentu memang karena sudah ajal ibu saya tapi saya penasaran penyebabnya.Suatu malam saya mimpi ibu saya sedang terbaring di ruang dokter.Saat itu ceritanya ibu memang sudah wafat dan ada dokter di sampingnya.Saya tanya dokter ibu saya sakit apa sih? Jawabab dokter : Sakit Jantung.Saya masih ga yakin.Saat terjaga esok harinya saya telpon semua teman2 SMA saya yang sekarang berprofesi sebagai dokter.Saya disarankan meminta rekam medik ke RS.MPH.Segera saya hubungi RS.MPH via telepon.Saya diminta datang ke RS.Dari bagian rekam medi ssaya dipertemukan dengan dokter bagian Humas.Setelah menyampaikan keluhan saya sang dokter akhirnya menyarankan agar dilakukan pertemuan antara beberapa dokter ahli, dokter IGD yang menangani ibu saya malam itu dan tentunya saya sendiri.Disepakati waktu pertemuan minggu depan.Singkat cerita saat pertemuan minggu depan dihadiri oleh salah satu direktur RS.MPH, dokter IGD, dokter penyakit dalam, diperoleh kesimpulan bahwa ibu meninggal serangan jantung infrak dan mereka mengganggap penanganan dokter IGD sudah sesuai prosedur.
Masih tidak puas saya browsing mencari tahu tentang penanganan pertama terhadap pasien dengan ciri-ciri seperti ibu saya.Saya berkesimpulan bahwa dokter IGD belum bekerja maksimal.Ciri-ciri dengan kondisi seperti ibu saya itu sudah bisa mengindikasikan jantung infrak tapi saat itu dokter IGD masih menangani ibu saya dengan santai karena didiagnosis “hanya” dehidrasi sehingga dokter langsung memberikan cairan infuse yang salah satu kandungannya adalah NaCl.Malah tadinya mau dikasih 2 infus sekaligus kiri kanan tapi dokter kesulitan mencari nadi.Padahal jika dari awal dokter sudah mendiagnosis bahwa ibu saya mengalami serangan jantung, saat itu ibu tidak ditangani di IGD tapi langsung dibawa ke ruangan ICU (menurut penjelasan tante saya-kakak sepupu ibu saya-dokter di RSCM dan RS Islam Pd.Kopi).Dan lagi pasien sakit jantung tidak boleh diinfus NaCl karena akan memperberat kerja jantung, harusnya langsung dikasih obat untuk mengencerkan darah/membuka sumbatan aliran darah ke jantung.Makanya ibu saya yang saat pertama dibaringkan di tempat tidur IGD masih ngobrol dengan saya koq tiba-tiba setelah dikasih infuse, ibu saya langsung tak sadarkan diri dan 10 menit kemudian meninggal dunia.Apakah dokter IGD tidak dibekali cara mendiagnosis pasien sakit jantung? Walau ibu saya tidak punya riwayat jantung namun melihat usia ibu yang sudah 67 th harusnya dokter bisa menduga itu adalah serangan jantung sehingga penanganan lebih maksimal.
Bila diingat-ingat hati saya sakiiiit banget tapi jika mengingat takdir Allah saya (berusaha) ikhlas.Mungkin sudah jalannya demikian.Tidak ada yang bisa memajukan atau memundurkan waktu bila ajal telah tiba.Bila memang ajal ibu saya telah sampai, tindakan apapun yang sudah saya, dokter, atau siapapun tidak akan bisa menambah umur ibu saya.Harusnya saya bersyukur, ibu saya wafat tanpa mengalami sakit-hal yang selalu diimpikan ibu, dan selalu dipanjatkan dalam doanya-.Artinya Allah sayang dengan ibu saya, seolah ibu hanya dipindahkan dari alam dunia ke alam barzah, sama sekali tidak mengalami siksa dunia di akhir umurnya.Bahkan ibu wafat selepas shalat Isya. Subhanallah.!!!Kata orang ibu saya meninggal dalam keadaan lepas dosa karena bukankan setiap kita sholat, kita memohon ampun dan bertobat kepada-Nya.Semoga ibu wafat dalam keadaan khusnul khotimah karena wafat dengan ciri dahi berkeringat dan sakit perut (demikian kata direktur RS.MPH yang juga Insya Allah pengetahuan agamanya luas karena sering memberi ceramah).Insya Allah…..
Walaupun demikian hati ini masih saja dipenuhi rasa sedih dan sesak.Setiap ke Gramedia saya rajin menyambangi rak bagian agama Islam dan membaca banyak buku tentang alam barzah.Saya pingin tahu kira-kira ibu saya sekarang berada dimana? Dan dengan ciri-ciri ibu waktu mau wafat, apakah ibu mendapat tempat yang nyaman?Pertanyaan saya ini memang tidak mungkin ada jawabannya, tapi setidaknya saya bahagia membaca bahwa salah satu ciri mati syahid adalah sakit perut dan keluar keringat di dahi.Wallahu alam.Saya pun mencari tahu dari buku-buku agama kira-kira apa yang harus saya lakukan untuk menyenangkan ibu di alam sana karena di dunia saya belum bisa membangunkan rumah yang bagus untuk ibu.Belum ngajak jalan2 ke Bali dan Yogya seperti yang ibu impikanSelama ini kemanapun kami pergi ibu selalu ikut. Ke Bandung, Piknik di Kampung Wisata Bogor, puncak, berenang, mall.Rencananya tahun ini saat suami rampung S2 baru kami bebas jalan2 lagi.Apa daya kali ini tanpa ibu yang selalu sibuk menyiapkan bekal piknik….
Hanya 3 amalan yang tetap jalan dan tetap dinikmati orang yang telah wafat yakni ilmu yang bermanfaat, amal jariah dan doa anak yang shaleh.Insya Allah karena ibu seorang guru hingga usia 60 tahun semoga pahalanya tetap dinikmati ibu di alam barzah.Hanya doa anak yang shaleh yang bisa saya lakukan.Saya sendiri jauh dari kategori shaleh.Tapi demi ibu saya membiasakan shalat rawatib, membiasakan shalat dhuha dan qiyamul lail.Alhamdulillah sekarang menjadi hal yang rutin.Bahkan suami saya pun melakukan hal yang sama.Falya juga rajin shalat rawatib.Bacaan Yaasin rutin saya bacakan khusus untuk ibu selepas shalat magrib atau isya diikuti surah Al-Mulk. Subuh kembali saya membaca surah Yaasiin dan Al-Waqiah.Semua ini menuruti kebiasaan ibu saat masih hidup.Dulu ibu sering menegur saya yang selalu menunda shalat, tidak pernah mengaji apalagi baca Yaasiin.
Wakaf atas nama ibu saya juga saya tunaikan dari uang duka pensiun Ibu dan Taspen.Semoga menjadi amal jariah ibu kan duitnya punya ibu sendiri.Walaupun katanya amal jariah hanya bisa dilakukan saat masih hidup dan tidak bisa dilakukan ahli waris.Katanya walaupun saya mengatasnamakan ibu saya namun pahalanya yang dapat adalah saya.Wallahu alam, tidak ada yang sia-sia.Jika itu jadi pahala saya semoga mengangkat derajat saya di mata Allah SWT sehingga doa saya untuk ibu agar ibu diberikan senyaman-nyamannya tempat di surga dikabulkan Allah SWT.Amin, amin ya Rabbal Alamin…
Kini saya kecanduan mendengarkan Al-Quran oleh syekh dari Arab.Dimulai dari kerapuhan jiwa saya yang mendadak tenang saat mendengarkan surah Yaasiin dari Murrotal Al-Ghomidi.Saya kecanduan.Mp3 Surah Yaasiin saya download dari internet dan merekamnya di mp3 sehingga saat di mobil, saat mau tidur, saat magrib selalu saya putar.Alhamdulillah walaupun belum lancar, tapi dikit-dikit sudah hapal Yaasiin.Bahkan tadinya saya pingin kursus bahasa Arab agar bisa mengeri setiap bacaan Al-Quran.Alhamdulillah di internet banyak murrotal al-quran dnegan terjemahan bahasa Indonesia.Kembali saya copy ke mp3 saya.Semoga Allah memberikan kesempatan dan kemampuan pada saya untuk hafis Al-Quran, mengerti artinya dan mengamalkan.Amin…
Terus terang awalnya saya ingin mempelajari Al-Quran karena saya tidak punya pelarian lain saat hati saya sedih luar biasa, saat jiwa saya rapuh.Ampuni saya ya Rabb jika niat awal saya seperti itu.Tapi semakin mengenal Al-Quran semakin merasakan kedekatan dengan Allah SWT, dengan ayat-ayat-Nya (dengan mengerti isi dan maksud tiap ayat) sungguh membuat hati tenang, sungguh merasakan kasih sayang Allah SWT…. Semakin membaca alquran dan terjemahannya semakin membuat hati ini maluuu…sering kali menjadi orang yang tidak mensyukuru nikmat-Nya, padahal subhanallah betapa Allah memberikan tak terhingga kepada saya dan keluarga namun kami menjalani perintah Allah hanya yang wajib saja… Ampuni kami ya Rabb…
Setiap rasa rindu yang memuncak kepada ibu, dalam shalat saya memohon Allah kiranya menyampaikan rasa rindu, cinta, permintaan maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu saya.Alhamdulillah wa syukurillah, malamnya Allah selalu mempertemukan saya dengan ibu di alam mimpi. Subhanallah!!!
Mimpi saya yang pertama dan paling berkesan bertemu dengan ibu yakni pada hari Rabu, 26 Agustus 2009 – hari ke-16 wafatnya ibu.Saat itu sekitar pukul 06.15 saya yang sedang menunggu Falya bersiap-siap berangkat sekolah tertidur sekitar 5 menit, saat itu bulan puasa.Saya mimpi melihat ibu dengan kebaya coklat seperti di foto closeup disaksikan seluruh keluarga yang sedang duduk di ruang tengah, ibu sambil tersenyum dan tertawa gembira berjalan menuju pintu depan. Sebelum membuka pintu, saya tanya ibu mau kemana? Ibu cuma tertawa.Anehnya di mimpi tsb saya sadar sepenuhnya kalau ibu sudah wafat sehingga saya minta izin ke ibu untuk mencium dan memeluknya.Ibu cuma tersenyum dan kemudian saya segera lari memeluknya.Sambil tangan saya memeluk ibu saya juga mencium seluruh wajah ibu.Saat itu saya takjub karena dalam pikiran saya ibu sudah meninggal tapi saya bisa mencium pipinya benar-benar seperti saat ibu masih ada, bukan mencium bayangan....Saat itu juga (masih dalam mimpi) saya bersyukur dan berterimakasih kepada Allah SWT karena diberi kesempatan untuk mencium muka ibu saya... Sayangnya belum puas rasanya mencium ibu, saya dibangunkan oleh Khayra anak saya.Saya sampai ga bisa mengangkat badan, berat banget rasanya, masih terkaget-kaget,masih takjub seolah nyata banget....Mungkin ibu pamitan…
Terimakasih ya Allah meskipun hanya dalam mimpi saya bahagia bisa melampiaskan rasa rindu ini.Semoga senyum dan tertawa senang ibu menandakan ibu memang benar-benar bahagia di alam sana.Bahagia bertemu Allah SWT...Semoga doa kami ikut menerangi ibu di alam kubur...Amin...
Sampai detik ini saya sering menganggap ibu masih ada di sekitar kami.Kami pun rutin tiap sabtu atau minggu berziarah ke makamibu sehingga saya mengganggap ibu hanya pindah rumah ke tanah kusir dan sedang tidur istirahat.Jasadnya ada di dalam ‘rumah’nya dan kami hanya bisa melihat ‘rumahnya’ tampak dari luar.Namun air mata ini masih deras menetes bila saya sedang ingin curhat dengan ibu.Ah kenapa saya menangis.Allah tahu yang terbaik bagi ibu dan saya sekeluarga.Mungkin ibu jauuuuuhhhhh lebih bahagia di alam barzah, bisa jalan-jalan kemana-mana, diperlihatkan taman surgawi, berada di tempat yang lapang dan luas, ditemani malaikat-malaikat, diberikan pasangan hidup yang lebih baik, keluarga yang lebih baik dan bertemu dengan nenek, kakek, adiknya ibu dan teman2 ibu yang juga sudah berada di sana.Wallahu alam…
Allah tahu bagaimana perjuangan ibu saya seorang diri membesarkan saya dengan peluh tanpa airmata hanya bantuan dan kuasa dari Allah SWT. Mungkin Allah menganggap sudah saatnya ibu istirahat.Semoga ibu bahagia di sana….Amin
Menyaksikan dengan mata kepala sendiri proses ibu menghadap-Nya benar2 menyadarkan diri bawa bila saatnya tiba, tanpa sakit, kecelakaan atau penyebab apapun, kematian itu pasti datang bahkan saat sedang duduk-duduk bercanda dan mengobrol seperti ibu saya.Almarhum Meggy Z juga meninggal mendadak sepulang ngaji.Bahkan di mobil perjalanan dari tempat ngaji ke rumahnya, Bang Meggy sempat nyanyi2 dan ngobrol.Tiba2 temen ngobrolnya merasa heran karena Bang Meggy tidak lagi membalas obrolan.Ditengok ke kiri, terlihat Bang Meggy seolah tidur. Digoncang badannya tidak ada reaksi.Tenyata ajal telah menjemput.Innalillahi wa inna ilaihirojiun…Mantan Boss suami dulu di Balikpapan juga demikian.Tanpa sakit sedang main badminton, tiba-tiba muntah.Dibawa ke RS masih ga mau dibopong katanya masih bisa jalan.Tiba di rumah sakit dapat pertolongan, namun hanya dalam hitungan menit meninggal dunia.
Melihat proses meninggal yang sangat cepat mungkin seolah perasaan seperti mengantuk yang teramat sangat ga tertahankan lagi walaupun keinginan melek masih ada namun raga tak mampu lagi.Karena ibu saya sampai detik terakhir masih ngomong bagus banget, masih sadar. Tiba-tiba udah ga ada.Bukankah nyawa orang yang sedang tidur dan yang wafat itu digenggam oleh Allah SWT, bedanya bila ajalnya belum sampai nyawanya akan dikembalikan lagi oleh Allah pada saat dia bangun, sementara bagi yang wafat nyawanya di bawa ke alam barzah. QS Az-Zumar [39] ayat 42. Allah SWT berfirman, Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa (orang) yg telah Dia tetapkan kematiannya dan dia melapaskan kembali jiwa orang (yg tidur menjadi hidup kembali ketika bangun) sampai waktu yg ditentukan. Sesungguhnya yg demikian itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau berpikir. Apakah saat orang wafat dia seolah tidur? (Yaasiin : 52 Mereka berkata : “Aduhai celakalah kami!Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-Nya. ).Namun nyawanya tetap merasakan siksa atau nikmat kubur seperti saat kita tidur dan bermimpi, bukankah mimpi itu seolah nyata? Wallahu-alam.
Oh ya.Sejak SMA saya kadang mengalami istilah ilmiahnya Sleep Paralysis (Fenomena Tindihan Waktu Tidur).Saat terkena serangan tsb, badan ga bisa bergerak sama sekali.Gerakan sekecil apapun menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.Nyaris tidak bisa bernafas.Hal secepatnya yang harus saya lakukan adalah mencari/menyentuh orang yang ada di sekitar saya.Ya akalau ada yang lagitidur dekat saya kalau ga ya saya memaksa agar bisa menggerakkan salah satu anggota tubuh.Rasanya siksa luar biasa.Herannya saat terkena serangan tsb saya seolah sadar dan melihat aktifitas di sekeliling saya.Bahkan saya merasa duduk dan menggerakkan tangan padahal saya melihat sendiri badan saya sedang tidur.Malah waktu kuliah dulu, di tempat kost, pernah saat kena serangan ini saya seolah ‘keluar’ dari badan saya dan melihat diri saya lagi tidur, dan saya seolah melayang ke kamar teman kost saya (serem ya…). Kadang melihat hal aneh misalnya sinar hijau, cairan hijau dll.Malah saya pernah baca pengalaman orang lain di internet, bila dia ‘keluar’ dari badannya, dia bisa secara sadar berkunjung kemanapun dia mau bahkan melintasi negara.Saya mah ga sampai segitunya.Walaupun begitu saya takut banget kena serangan ini soalnya sakiiiitttt.
Apa seperti itu yang dirasakan orang mau meninggal ya? Atau lebih sakit? Wallahu alam.Tapi pengalaman ini membuat saya merasa bahwa ibu saya hanya pindah tempat.Ruhnya ada walau jasadnya tidur (terkubur).Atau mengganggap ibu sedang piknik ke luar angkasa, atau mengganggap seluruh manusia di dunia ini seolah lagi antri naik ‘pesawat pengadilan’…..
Semoga Allah masih memberikan kesempatan pada saya untuk menambah amal ibadah, amal jariah, mendidik anak-anak saya agar jadi anak2 yang solehah yang kelak akan mendoakan kami orang tuanya, anak yang berguna bagi bangsa, negara dan agama, menjadi istri yang baik bagi suamiku.Menunaikan ibadah haji bersama suami dan anak2 jadi agenda utama, ini juga merupakan wasiat ibu saya…….Itulah cita-cita saya yang utama.
Cita-cita saya lainnya mendirikan Yayasan Hanifah, yayasan di bidang pendidikan.Namanya YAYASAN HANIFAH untuk mengenang jasa-jasa ibu saya sebagai seorang guru.HANIFAH juga adalah nama muslim yang artinya muslim yang teguh-lurus.Inginnya sebagian komersil dan keuntungannya untuk membiayai pendidikan kaum dhuafa.Jadi 100% hanya untuk amal jariah.Mudah-mudahan Allah berkenan memberikan kesempatan, jalan, rezeki dan kemampuan kepada aku, suami dan anak keturunanku untuk mendirikan yayasan ini.Semoga dapat menjadi amal jariah keluarga kami.Amin….
Name: Widifayra Home: Pos Pengumben, Kb. Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia About Me: Nama saya Widya Astuti, biasanya dipanggil WIDI. FAYRA adalah gabungan nama 2 putri saya(FAlya-12 th dan khaYRA6 th). Lulusan PTN di Bogor dan pernah bekerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta sebagai marketing kredit. Saat ini sebagai WAHM (Work At Home Mom), berbisnis untuk lebih mengembangkan potensi diri...dengan dukungan rekan-rekan yang super hebat di komunitas TDA. Email:widifayra@yahoo.co.id
Post a Comment