BELAJAR DARI ANAK Hari Sabtu kemaren mumpung Papa lagi off kuliah, aku sempatkan jalan berdua maksudnya sih supaya ada yang nyetirin soalnya mo ke RS. Pelni check up dan ke Tebet ntuk therapy. Akhir-akhir ini kesehatanku kurang baik nih terutama bagian kepala yang pusing.... melulu.
Karena ada papa yang nyetir sekalian aku minta dianter ke Asemka beliin Falya barang pesanan yang akan Falya jual. Sudah seminggu ini Falya mendesak aku untuk ke Asemka berhubung jualannya dah pada habis sementara temen2nya banyak yang mesen. Tapi jauhnya itu lho ke sana di daerah Kota, mana pasarnya sangat tidak nyaman serasa berada di gedung tua yang pengap, jelek, puanas, berdebu, padat dan sempit... Uh..jauh dari nyaman deh. Kalau dari rumah harus 2 kali naik angkutan + jalan kaki. Mana aku lagi menghindari hal-hal yang menambah sakit di kepala...
Tapi mengingat semangat Falya berjualan, kami pun menyempatkan ke Asemka sekalipun mengorbankan rencana kami yang mau nonton Knowing di Senayan City. Yah kami berharap Falya bisa mencapai cita-citanya menjadi pengusaha seperti yang selalu ditulis di biodata miliknya, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja. Tidak seperti kami yang setamat kuliah sibuk melamar kerja...kesian deh..he..he.. Menghadapi Falya ini aku sebenarnya banyak belajar dari dia. Seperti yang pernah saya ceritakan bahwa Falya nih jarang belajar. Maksudnya dia belajar sesukanya dia, kalau lagi ulangan trus dia lagi males belajar, biar disuruh dia ga bakalan belajar. Kalau dipaksa ujung-ujungnya berantem. Tapi herannya dia selalu dapet nilai bagus di sekolah, malah sekarang rangking 1. Dia juga kritis, sekali kita pernah ngomong sesuatu akan diingatnya dan saat kita lupa dan melanggar dia akan membalikkan kata-kata kita dulu. Aku tidak pernah direpotkan dengan kegiatan menunggui dia belajar atau membuat PR. Aku malah hampir tidak tahu apakah dia ada PR atau ada ulangan di sekolah. Setiap kali aku menawarkan diri memeriksa PRnya, Falya jawab sudah koq gampang... ga usah diperiksa. Dan aku ga maksa karena Falya ga bisa dipaksa. Paling-paling dia minta tolong dicariin jawaban PR di Oom Google seputar PR IPS atau Science, itu pun kalau internetnya lagi aku pakai. Kalau internet lagi nganggur dia udah bisa cari sendiri di google. Ibuku yang dulunya paling tak terbantahkan pun kagok ama Falya. Sebenarnya Falya bukan melawan tapi dia akan 'ngomong' kalau merasa ga salah siapa pun itu yang dihadapi baik aku, papanya maupun omanya dan emang itu sudah aku biasakan dari kecil supaya Falya berani menyatakn pendapatnya. Tapi kadang sebagai 'orangtua' sebel juga sih 'dilawan' ma anak padahal emang salah orangtua... he.. dasar orangtua emang egois... Soal bisnis, aku 'belajar' juga dari Falya. Sekilas percakapan aku dan Falya kemaren sore (12 April 2009) saat lagi merapikan pernak-pernik fancy yang baru dibeli. Mama : "Kak, emang gimana sih cara nawarin barang ke temen-temen Kakak?" Falya : " Aku jualannya pas istirahat. Pertamanya aku tunjukin yang aku pakai misalnya kipas, karet, atau gelang. Trus temen-temen bilang bagus lalu aku tawarin, mau beli ga? aku jual lho" Mama : "Oh gitu ya" Falya : "Iya, aku bilang daripada capek-capek turun ke bawah dari lantai 3 beli di abang-abang mending beli ama Kakak aja."
Dalam hati aku kagum juga ma nih anak. Seumur-umur aku belum pernah menawarkan/menjual barang secara langsung tapi Falya berani dan cuek padahal tidak pernah sekalipun aku suruh apalagi diajar. Mungkin dia emang hobby jualan...Falya juga tanpa saya ajar mencatat semua barang dagangan lengkap dengan stock dan harga jual. Masih sangat sederhana tapi aku biarkan dia berpikir sendiri dan mencari cara pencatatatan yang menurutnya bagus. Labels: anak, anak berbisnis, belajar bisnis, Bisnis, personal |
Post a Comment