PEREMPUAN BERKALUNG PENDERITAAN |
Monday, February 02, 2009 |
PEREMPUAN BERKALUNG PENDERITAAN Lagi suntuk eh diajakin suami nonton bioskop, hayu deh… Dengan alasan survey rumah, anak-anak dibujukin supaya ga ikut he..he… Emang bener koq, paginya kami survey dulu ke daerah Bintaro dan berencana nonton jam 12.30 (di Sency) atau 12.45 (di PIM). Jam 12.20 kami baru nyampe di Pos Pengumben, ngejar ke Sency kayaknya ga keburu deh dan pilihannya cuma 3 film di 4 studio. So kami segera ke Pondok Indah lumayan masih ada waktu 25 menit. Bingung juga mau nonton apa. Suami sih ngajakin nonton PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (PBS) yang kata temennya yang udah nonton filmnya bagus. Kebetulan saya sempat ketemu dengan Nasya Abigail-pemeran Annisa kecil dan mamanya . Dari hasil ngobrol dengan mamanya Abigail beliau merekomendasikan untuk nonton (lha iyalah secara anaknya main di film itu…). Awalnya saya menolak nonton film tsb soalnya saya masih trauma. Tapi karena penasaran dengan aktingnya Abigail saya putuskan untuk nonton PBS. Dengan terburu-buru kami segera menuju studio. Ternyata semua penonton sudah masuk. Gpplah baru terlambat 3 menit. Saat masuk terdengar suara sahutan anak-anak dan juga kebetulan di samping seat saya ada juga seorang anak perempuan yang perkiraan saya berumur 10-13 tahun. Sempat heran juga koq anak usia < 17 tahun diperkenankan menonton film ini sedangkan dari resensi sekilas tentang film ini selain berkisah tentang hak dan kewajiban wanita di mata Islam, juga dibumbui oleh kisah cinta Annisa (Revalina S.Temat). Dan ternyata benar dugaan saya, beberapa adegan sangat tidak pantas ditonton anak-anak. Adegan pertama saat suami Annisa meraba dan menciumi tangan dan badan Annisa dengan (maaf) penuh nafsu. Tidak hanya itu beberapa adegan di tempat tidur dan kamar mandi yang juga cukup vulgar dan juga adanya ‘suara-suara’ yang sangat tidak pantas jadi konsumsi anak-anak. Saya tidak bisa membayangkan apa yang ada di benak anak-anak di bawah umur yang juga turut menyaksikan adegan tsb.
Kurang lebih 1 jam setelah film diputar (adegan Annisa dengan Khudori diperkoki berduaan dan kemudian dihukum) saya memutuskan untuk pulang. Trauma saya benar-benar kambuh. Rasanya mau meledak, kesal, sebel dan tiba-tiba saya nangis sesegukan tanpa bisa saya control. Pemicunya banyak, dari penampilan Annisa, kisah cinta Annisa yang standar banget (dijodohin, suami jahat, lalu suami menghamili perempuan lain dan ‘kebodohan’ Annisa yang sudah berniat kabur lalu membatalkan hanya karena luruh oleh tangis suaminya lalu setelah itu suaminya menghamili perempuan lain dia diem aja bahkan ikut mengasuh anak tirinya), saya juga sangat tidak nyaman menonton karena ada anak-anak di sekitar saya. Apakah film ini memang film yang layak dikonsumsi anak usia < 17 tahun? Seandainya pesan yang ingin disampaikan dari film ini diperuntukkan bagi semua umur, apakah pantas adanya adegan yang hanya pantas disaksikan untuk orang dewasa?
Masalah batasan umur penonton beberapa kali jadi pertanyaan di benak saya karena beberapa kali saya menonton film Barat (Horor, pembunuhan yang tentunya dibumbui adegan percintaan) di beberapa cinema di mall ternama (Senayan City dan PIM), anak-anak usia < 17 tahun pun ikut menonton. Siapa yang mengatur batasan umur penonton? Apakah produsen film ataukah pemilik cinema? Apakah hanya mengejar keuntungan semata sehingga tidak lagi membatasi umur penonton? Taruhlah kalau pemilik sinema membolehkan siapapun menonton untuk menambah omzet, yang membuat saya heran koq orang tua si anak membolehkan anaknya menonton film yang belum merupakan konsumsi anaknya? Walaupun sang anak didampingi orang tuanya tapi bagaimana menjelaskan kalau anak bertanya. Ya kalau anak bertanya, kalau si anak diem aja dan mencerna menurut asumsinya sendiri?
Sampai saat ini saya tidak tahu film TV maupun bioskop yang layak ditonton anak-anak. Untuk sinetron baik sinetron komedi seperti si Entong, Kepompong sudah saya coret dari daftar yang boleh ditonton anakku Falya (menjelang 9 th). Lha di Entong film anak2 ngomongin pacaran. Film Laskar Pelangi dan Madagascar juga tidak lepas dari adegan pacaran (anak SD pulak!!!)dan sayang-sayangan. Saya yang bersama anak mendampingi nonton jadi malu sendiri dan sempat menyesal ngajak mereka nonton. Lalu mana dong film untuk anak-anak... kasihan deh anak sekarang...Labels: personal |
posted by Widifayra @ 12:19 pm  |
|
|
|
|
Post a Comment