Baru-baru ini MUI mengeluarkan fatwa Haram merokok bagi warga muslim Indonesia. Lucunya fatwa haram ini berlaku hanya untuk anak-anak dan wanita hamil. Emangnya fatwa haram bisa dipilah-pilah ya hanya berlaku untuk siapa dan siapa. Batasan anak-anak itu sampai umur berapa ya? Sangat lucu sih kalau bagi saya. Kalau makan babi kan jelas tuh haram kecuali pada keadaan sangat darurat yang sudah tidak ada makanan lain sama sekali.

Setahu saya sih ya mengkonsumsi/menggunakan sesuatu yang malah merusak atau merugikan tubuh adalah haram. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa kandungan rokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Walaupun efek yang ditimbulkan tidak langsung terlihat tapi tetap saja merusak cepat atau lambat. Lagian apa segi positifnya sih merokok? Kalau kata orang-orang yang nyandu, mereka ga bisa mikir, ga bisa kerja kalau ga merokok berarti efek rokok kan udah seperti narkotik. Buktinya orang lain yang tanpa rokok juga bisa mikir dan berkarya. Kayaknya negative semua deh. Apa ga rugi tuh menghabiskan uang taruhlah sehari 15 ribu untuk sebungkus rokok dikali 30 hari berart dalam sebulan habis 450 ribu untuk barang yang merusak tubuh???

Para perokok itu hampir semuanya orang egois sih kata saya mah. Gimana enggak mereka merokok disembarang tempat (sebelum ada peraturan pemerintah yang mengharuskan merokok di tempat khusus, itu pun dilanggar oleh perokok). Udah tahu kalau asap rokok yang mengenai orang di sekitarnya atau yang dikenal dengan perokok pasif, juga akan merusak kesehatan si perokok pasif padahal mereka ga merokok. Mbok kalo mo ‘merusak diri’ rusak aja sendiri masuk ke ruangan tertutup jadi asapnya kena diri sendiri gitu... (http://www.detiknews.com/read/2009/01/01/144052/1061915/10/larangan-merokok-sembarangan-turunkan-serangan-jantung-40)

Rokok pun kebanyakan dikonsumsi oleh masyarakat miskin. Katanya sih lebih baik ga makan siang daripada tidak merokok. Merokok pun menjadi dopping bagi mereka. Yah mungkin dengan duit seribu perak udah dapat 1 batang rokok dibanding beli makanan hanya dapat 1 potong tempe goreng (padahal jelas-jelas tempe lebih bergizi). Akibatnya dengan ‘kekuatan’ semu dari rokok lama kelamaan menggerogoti tubuh mereka. Buntutnya dana pemerintah terserap lagi untuk membiayai kesehatan mereka melalui Askeskin. Bahkan menurut LSM Antirokok, dana pemerintah yang habis untuk membiayai kesehatan masyarakat akibat rokok jauh lebih besar dari cukai yang diterima pemerintah.

Pada Kompas Minggu kemaren di rubrik kartun Beny & Mice menyinggung juga tuh soal pendapatan pemerintah yang diterima dari cukai rokok. Dalam dialog antar mereka mengatakan "kalau merokok diharamkan berarti pendapatan pemerintah dari rokok juga haram...????" he..he.. silahkan menyimpulkan sendiri...

Sekarang kan getol-getolnya gerakan GO Green. Di satu sisi kita giat menghijaukan bumi, di sisi lain pemerintah tetap membiarkan polusi dari asap rokok memenuhi bumi… Pengen juga sih jadi volunteer dari lembaga Antirokok. Sekarang kalau saya naik angkutan umum dan ada yang merokok pasti langsung saya tegur. Pernah bahkan saya bertengkar dengan bapak-bapak tua mungkin sekitar 45-50 tahun. Saya meminta dia mematikan rokoknya eh dia menolak. Saya bilang ini kan peraturan pemerintah tidak boleh merokok di tempat umum. Eh dia malah marah-marah dan menyuruh saya naik taksi. Hah ga kebalik tuh, harusnya dia dong yang naik taksi kalau tetap mau merokok itupun kalu tukang taksinya mengijinkan. Pokoknya saya bantah dia dan terus menyuruh mematikan rokoknya. Akhirnya dia ngalah, bukan karena sadar dia salah tapi mungkin karena ga mo debat dengan perempuan ha..ha…bodo amat yang penting dia mematikan rokoknya.

Sabtu kemaren (setelah fatwa haram MUI keluar) saat saya dari salon mo pulang ke rumah saya nyaris ga jadi naik tuh angkot. Gimana enggak, angkotnya penuh dengan asap rokok dan yang merokok adalah 3 orang anak-anak SMP yang baru pulang. Dugaan saya sih dari sekolah Islam melihat seragam yang mereka pakai. Supir angkot lalu menyuruh anak-anak itu mematikan rokoknya, baru saya mau naik tuh angkot. Di dalam angkot anak-anak itu saya tegur untuk tidak merokok. Nih anak-anak belum bisa nyari duit sendiri udah pada merokok mo jadi apa mereka…

Ada lagi cerita menarik seputar rokok. Waktu kuliah di Bogor, ada adik kelas namanya Arie, alim dan tidak merokok. Suatu waktu Arie sakit (saya lupa sakit apa) yang mengharuskan dia dirawat di rumah sakit. Sakitnya itu bahkan menyebabkan dia amnesia, hanya pacarnya yang diingat, yang lainnya dia lupa!. Nah kira-kira beberapa bulan kemudian dia maen ke tempat kost saya bersama pacarnya. Kaget juga saya melihatnya merokok. Ternyata waktu dia amnesia, ada sumbatan di otaknya dan dokter menyuruh si Arie merokok (tentu dengan takaran tertentu) untuk membuka sumbatan. Arie kemudian sedikit demi sedikit mulai mengenal orang, dan sampai saya ketemu di kost Arie masih dalam rangka terapi rokok untuk menghilangkan amnesianya…. Kalau ini sih dikategorikan halal ya toh untuk menyembuhkan sakit yang tentunya dengan takaran tertentu. Setelah itu saya tak pernah lagi bersua dengan Arie…denger-denger pulang kampong. Pingin tahu juga apakah dia kemudian jadi perokok atau berhenti merokok setelah sembuh…