FalyaNow my-Falya is... Lilypie Kids birthday PicAnd my-Khayra is...
Tulisan di blog ini hanya merupakan sharing dari saya. Tidak bermaksud menggurui siapapun. Jika bermanfaat, alhamdulillah. Jika tidak sesuai dengan pendapat Anda, saya mohon maaf dan agar dilupakan saja. Terima kasih...
Berbeda Itu Biasa
Thursday, March 08, 2012
Berbeda Itu Biasa

Berpikir, bertindak yang berbeda dari lingkungan sekitar mungkin jadi terlihat aneh. Ada yang menilai negative ada juga yang positif, tapi pada umumnya orang akan menilai negative padahal yang dilakukan tidak melanggar aturan, tidak melanggar moral di masyrakat dan juga tidak melanggar agama yang dianutnya. Seringkali orang melontarkan pendapat dengan berkaca pada dirinya sendiri dan diamini oleh orang lain yang sependapat dengan dirinya.


Saya sangat mengidolakan orang-orang yang berpikir out of box. Mereka BUKAN FOLLOWER. Mereka berani menantang arus. Mereka melakukan sesuatu yang BEDA. Biasanya orang-orang yang seperti itu dominan di otak kanan. Tidak perduli kata orang. Sekali lagi yang penting tidak merugikan orang lain dan tidak melanggar aturan dunia akhirat.

Namun mengapa yang seperti itu sering kali (awalnya) mengundang berbagai komentar negative? Hhmm mungkin karena karakter orang Indonesia memang hobby mengomentari (negative) orang lain. 


Saya sangat mencintai dunia seni. Anak-anak saya pun saya tularkan kecintaan ini. Tidak saya paksa namun saya memfaslitasi dan mengupayakan hal-hal yang bisa mempertahankan kapasitas otak kanan mereka. Kita tahu bahwa semua anak memiliki otak kanan yang dominan. Lihat mereka melakukan sesuatu tidak pernah mikir sebelumnya apakah berbahaya atau tidak dengan tindakannya. Anak-anak walau jatuh berkali-kali tidak pernah kapok belajar berjalan sampai akhirnya bisa lari. Semakin bertambah umur, otak kiri perlahan-lahan menggerus dominansi otak kanan sampai akhirnya (kebanyakan) otak kiri menjadi sangat dominan. Semakin bertambah umur, semakin logic dalam berpikir semakin berhati-hati dalam bertindak. Saking hati-hatinya sampai tidak berani melakukan apapun. Padahal terkadang mereka tidak melakukan apapun hanya karena takut dengan APA KATA ORANG. 


Saya sendiri memang akhirnya terkondisikan dengan dominansi otak kiri. Ini karena pengaruh didikan ibu saya yang sangat memprioritasnkan prestasi pelajaran. Walaupun saya juga diikutkan berbagai les di bidang seni namun bagi ibu itu hanya tambahan. Saya harus lebih sukses di bidang akademis. Akademis saya memang menonjol karena saya harus berprestasi. Namun tetp terpendam dalam hati hasrat untuk menguasai bidang seni. Tekad saya sejak itu bahwa saya akan memfasilitasi kegiatan seni anak saya kelak.


Berkaca dari pengalaman masa lalu,saya tidak memaksa anak-anak saya di bidang akademis. Anak-anak saya ikutkan berbagai kegiatan di luar sekolah atau yang biasa disebut ekstra kurikuler. Kebanyakan di bidang seni. Sebenarnya olah raga pun bagus untuk meningkatkan otak kanan namun anak-anak saya tidak ada yang suka olah raga. Mereka lebih tertarik kegiatan seni. Untuk kegiatan-kegiatan tersebut kami memang harus menyiapkan dana yang lumayan bagi ukuran keuangan kami. Namun karena bagi saya kegiatan seni itu sama pentingnya dengan bidang akademis maka akan kami usahakan biayanya. Saya pun tergolong yang sangat menentang kurikulum pendidikan akademis oleh Diknas. Kurikulum Diknas terlalu memaksa otak kiri anak. Karena masih tinggal di Indonesia mau tidak mau harus ikut kurikulum itu walau dengan gondok hehe... But we have no choice terutama bagi anak saya Falya yang waktu SD dicekokin dengan pelajaran yang rasanya belum perlu dipelajari dan sekarang di SMP negeri yang walaupun kurikulum RSBI namun tetap system belajarnya masih model lama.


Khayra saya sekolahkan di TK yang bukan hanya sebagai tempat belajar bahasa Inggris dengan baik namun saya sangat suka kurikulumnya. Anak-anak belajar explore banyak hal yang merangsang otak kanannya. Mencari SD pun demikian. Saya mencari sekolah yang memakai kurikulum diknas namun system mengajarnya yang merangsang anak berpikir, tidak dengan menghapal.


Untuk mencari sekolah yang “beda” tentunya ada harga yang harus dikeluarkan. Mungkin biayanya jauh di atas sekolah swasta biasa namun karena sesuai dengan keinginan saya tetap menjadi pilihan. Bagi saya keluar biaya (relative) besar untuk pendidikan yang membentuk otak kanan dan kiri tidak masalah selama duitnya ada dan dari sumber yang halal. Saya lebih baik membeli baju yang tidak bermerk, tas dan baju yang biasa saja dan mengalihkan uang saya ke pendidikan anak, membeli buku dan barang-barang yang menunjang pendidikan anak. Saya memang maniak investasi, baik investasi keuangan maupun investasi pendidikan. Investasi keuangan pun tujuannya selain untuk masa pensiun kami, namun terutama untuk biaya kuliah anak kami. Orang-orang mungkin lebih baik menabung duitnya untuk membeli rumah sebanyak jumlah anaknya dan akan diwariskan ke masing-masing anak. Orang lain mungkin lebih suka gonta ganti HP atau barang elektronik, saya tidak. Orang lain mungkin lebih suka beli mobil yang lebih bagus, saya cukup avansa saja. Kalau saya lebih baik uangnya saya belikan ‘kail’ biar anak saya bisa membeli rumah sendiri. Selain anak akan lebih bangga bisa membeli dengan usahanya sendiri juga dengan kail itu dia bisa mendapat lebih banyak ‘ikan’. Kail yang saya pilih untuk anak saya berupa ilmu.


Saya juga maunya kelak anak saya bukan jadi pegawai kantoran. Saya ingin dia bisa menciptakan lapangan kerja. Entah anak saya akan berprofesi sebagai apa, yang jelas kami membekali semaksimal mungkin apa yang bisa kami berikan.


Kedua anak saya sama sekali tidak keberatan dengan kegiatan les mereka. Malah mereka masih mau nambah lagi kalau saja tidak saya batasi. Apa saja les seni yang anak saya inginkan sebisa mungkin saya penuhi. Kalau suatu saat mereka bosan, okay kami ganti dengan les yang lain. Banyak yang mengira saya memaksa anak. Memangnya mereka pernah bertanya langsung ke anak-anak saya apakah ada pemaksaan? Terkadang saya yang kasihan dengan mereka dan menawarkan berhenti salah satu dari ekskul-nya tapi mereka dengan tegas menolak. Jadi dimanakah pemaksaan itu?


Setiap orang memiliki tujuan sendiri dalam mendidik anak, mau menjadikan anaknya seperti apa, punya tujuan keuangan sendiri, jadi orang lain tidak perlu ikut mengomentari apalagi menjadikannya bahan perbincangan dengan orang lain. Terutama jika mereka tidak mengetahui secara persis apa latar belakang dan tujuan mereka.



Widifayra
Mau Langsing dengan Nutrisi Sehat Alami?
Just klik

Labels: , ,

posted by Widifayra @ 8:35 am  
0 Comments:

Post a Comment

<< Home
 

LANGSING & SEHAT

TOKO BAJU ONLINE

TOKO BAJU ONLINE

RAHASIA RUMAH GRATIS

RAHASIA RUMAH GRATIS

KLIK DISINI RAHASIA MENDAPATKAN RUMAH GRATIS !!! GRATIS E-BOOK SENILAI Rp.200.000,- PERSEDIAAN TERBATAS !!!

BINGUNG MENGATUR KEUANGAN ANDA???

CHECK UP FINANCIAL

SOLUSINYA DISINI !!!

About Me

Widya Astuti's Profile
Widya Astuti's Facebook profile

Click My Profile Picture To See Me @ FACEBOOK

Name: Widifayra
Home: Pos Pengumben, Kb. Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Nama saya Widya Astuti, biasanya dipanggil WIDI. FAYRA adalah gabungan nama 2 putri saya(FAlya-12 th dan khaYRA6 th). Lulusan PTN di Bogor dan pernah bekerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta sebagai marketing kredit. Saat ini sebagai WAHM (Work At Home Mom), berbisnis untuk lebih mengembangkan potensi diri...dengan dukungan rekan-rekan yang super hebat di komunitas TDA.
Email: widifayra@yahoo.co.id
Kategori
Previous Post
Links
Bisnis
Kesehatan
Pendidikan
Comments

count webpage visits
Aku Langsing




Member of

JOIN TDA

Rekan TDA