FalyaNow my-Falya is... Lilypie Kids birthday PicAnd my-Khayra is...
Tulisan di blog ini hanya merupakan sharing dari saya. Tidak bermaksud menggurui siapapun. Jika bermanfaat, alhamdulillah. Jika tidak sesuai dengan pendapat Anda, saya mohon maaf dan agar dilupakan saja. Terima kasih...
Les Kumon, Sempoa, Sakamoto?
Wednesday, February 22, 2012
Les Kumon, Sempoa, Sakamoto?

Salah satu kursus yang marak diikuti oleh kalangan pelajar adalah KUMON. Metode Kumon adalah metode belajar perseorangan. Level awal untuk setiap siswa Kumon ditentukan secara perseorangan. Siswa mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Lembar kerjanya telah didesain sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soalnya. Jika siswa terus belajar dengan kemampuannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya(dari website kumon). Teman-teman Khayra yang masih TK pun sudah banyak yang ikut kumon. Teman Falya bahkan sudah ada yang mencapai level akhir padahal dia baru di kelas 1 SMP. Kalau sudah di level akhir berarti setara dengan SMA kelas 3 dong ya. 

Pertanyaan saya, apa gunanya mendrill anak untuk pelajaran yang belum waktunya dipelajari. Apalagi Kumon hanya mengedepankan sistem cepat dan benar dalam mengerjakan soal dan bukan problem solving. Contoh, teman Falya yang kumon-nya sudah mencapai level akhir ikut lomba matematika. Setelah lomba Falya bertanya ke temannya itu apakah bisa mengerjakan dengan mudah. Logikanya harusnya mudah dong karena sudah level akhir di kumon. ternyata jawabnya TIDAk BISA, SUSAH. Whatttt??? Ya, karena soal yang diberikan adalah soal cerita dan dia tidak bisa menangkap isi dari soal cerita itu untuk dituangkan ke dalam rumus atau model matematika.

Sistem mengerjakan kumon pun memakai stop watch (CMIIW). Ini hasil browsing saya. Wow, ini sih bikin stress dan membuat otak kiri semakin aktif, sementara saya sangat mengupayakan keaktifan otak kanan.

Sebenarnya sih sederhana saja. Nantinya saat anak menghadapi dunia nyata yang sebenarnya (dunia kerja) apakah masih diperlukan cara hitung cepat sementara sudah tersedia ribuan alat hitung bahkan di telepon selular pun sudah ada kalkulator canggih yang bisa diunduh dari market Android. Yang paling penting kan bagaimana anak mengaplikasikan problem yang ada dan merumuskan ke dalam model matematika. Hitungan sih gampang ada mesin hitung. Dulu waktu saya kuliah ada dosen saya yang saat ujian essay tidak perlu menghitung hasil akhir. Yang penting cara/jalan menuju hasil akhir ada. Jadi walaupun masih berbentuk variable tetap dibenarkan (karena ujian tidak boleh memakai kalkulator).
Untuk pelajar memang diperlukan keduanya yakni hitung cepat dan problem solving. Tapi kalau kedua jenis metode belajar matematika itu diikuti habislah waktu untuk pelajaran akademik sementara pelajaran seni lainnya juga sangat penting.

Jadi untuk saat ini meski matematika saya sangat suka dan sangat berharap kedua anak saya bisa jago matematika, namun saya tetap menginginkan keseimbangan antara pelajaran akademik/eksakta dengan seni. Mungkin cukup saya saja yang mengajar anak. Banyak metode yang bisa digunakan dengan mengunduh dari internet. Daripada harus les lagi, uang lagi, waktu lagi. Capek deh...


Widifayra
Mau Langsing dengan Nutrisi Sehat Alami?
Just klik

Labels: , , , , , , , ,

posted by Widifayra @ 11:01 am  
4 Comments:
  • At 16 February 2013 at 11:40 pm, Anonymous Anonymous said…

    Bimbel akong http://bimbinganbelajar.webs.com Mat, fisika, kimia, inggris toefl,sat, gmat, gre, ielts, sbmptn, simak ui, homeschool, spesialis les sekolah internasional.

     
  • At 24 March 2016 at 5:17 am, Anonymous Anonymous said…

    Anda bertanya, untuk apa belajar di atas tingkatan kelas. Justru ini adalah cara yang sangat tepat, karena di sekolah mereka tinggal mengeksplorasi lebih dalam. Pengalaman saya dulu saat smp, saat kelas 7 saya sudah membaca-baca pelajaran kelas 8~9, saat menginjak kelas 8 saya sudah memahami pelajaran kelas 7~9 dan hasilnya sudah tampak. Bahkan saat saya kelas 9 SMP, saya sudah mencoba-coba mengerjakan soal SMA dan UN hanya seperti menguji ketelitian.

    Tidak hanya itu saja, saya juga pernah mengikuti kompetisi-kompetisi sains dan hasilnya sama-sama memuaskan. Tapi kalau itu tergantung individu dan lingkungan belajarnya, hehe...

    Menyeimbangkan otak kiri dan kanan ?
    Banyak caranya, main sudoku, main catur, atau main sudoku pakai catur :P

    Problem solving ?
    Biarkan mereka mengerjakan soal-soal yang belum pernah mereka temui, karena pada dasarnya setiap manusia mampu untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

    Tidak dapat memahami soal ?
    Itu karena kebiasaan buruk dari individunya yang cepat menyerah sebelum mencoba (dan mungkin pembimbing juga fokusnya terbagi ke beberapa anak, jadi mereka...)

    Note : Kemampuan berbahasa seseorang menujukan tingkat intelegensi-nya

     
  • At 24 April 2016 at 9:41 am, Blogger Unknown said…

    setuju

     
  • At 14 October 2017 at 4:55 pm, Anonymous Anonymous said…

    Toni
    Mengapa belajar berhitung cepat dipermasalahkan? Tapi sepertinya ga penting juga ya, ada banyak yg menjadi pns tapi berhitungnya memprihatinkan, soal dasar pembagian saja tidak bisa. Sementara banyak orang2 pintar yg berkopenten tapi nasibnya tdk sebaik yg di atas tsb, meski pintar... tapi memang begitulah dunia, banyak faktor yg menentukan spt KKN, timing, keberuntungan dll.

     

Post a Comment

<< Home
 

LANGSING & SEHAT

TOKO BAJU ONLINE

TOKO BAJU ONLINE

RAHASIA RUMAH GRATIS

RAHASIA RUMAH GRATIS

KLIK DISINI RAHASIA MENDAPATKAN RUMAH GRATIS !!! GRATIS E-BOOK SENILAI Rp.200.000,- PERSEDIAAN TERBATAS !!!

BINGUNG MENGATUR KEUANGAN ANDA???

CHECK UP FINANCIAL

SOLUSINYA DISINI !!!

About Me

Widya Astuti's Profile
Widya Astuti's Facebook profile

Click My Profile Picture To See Me @ FACEBOOK

Name: Widifayra
Home: Pos Pengumben, Kb. Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Nama saya Widya Astuti, biasanya dipanggil WIDI. FAYRA adalah gabungan nama 2 putri saya(FAlya-12 th dan khaYRA6 th). Lulusan PTN di Bogor dan pernah bekerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta sebagai marketing kredit. Saat ini sebagai WAHM (Work At Home Mom), berbisnis untuk lebih mengembangkan potensi diri...dengan dukungan rekan-rekan yang super hebat di komunitas TDA.
Email: widifayra@yahoo.co.id
Kategori
Previous Post
Links
Bisnis
Kesehatan
Pendidikan
Comments

count webpage visits
Aku Langsing




Member of

JOIN TDA

Rekan TDA