FalyaNow my-Falya is... Lilypie Kids birthday PicAnd my-Khayra is...
Tulisan di blog ini hanya merupakan sharing dari saya. Tidak bermaksud menggurui siapapun. Jika bermanfaat, alhamdulillah. Jika tidak sesuai dengan pendapat Anda, saya mohon maaf dan agar dilupakan saja. Terima kasih...
Multi Language
Monday, August 13, 2012
Multi Language
"Bahasa adalah Jendela Dunia", pepatah yang sudah sering kita dengarkan sejak dulu. Pepatah ini tentu benar adanya. Menurut Stephen Juan, Phd-antropolog dari universitas Sidney- ada sekitar 6800 bahasa di dunia. Di Indonesia sendiri ada 742 bahasa daerah dan hanya 13 bahasa daerah yang penuturnya di atas 1 juta orang. Wuihhh banyak ya...

Saya berasal dari propinsi Sulawesi Selatan yang mana terdapat 4 bahasa daerah di sana: Bugis, Makassar, Mandar, Toraja. Ayah saya berasal dari suku Sengkang yang menggunakan bahasa Bugis dan ibu saya dari kabupaten Enrekang. Karena ayah saya sejak saya kecil sudah divorced dengan ibu saya otomatis saya tidak bergaul dengan keluarga ayah saya sehingga saya tidak bisa berbahasa Bugis. Di keluarga ibu saya terutama nenek saya dulu menggunakan bahasa Enrekang jika berbicara dengan ibu saya dan tante-tante saya. Sayangnya hanya ibu saya dan kakak ibu saya yang fasih, sementara adik-adik ibu hanya mengerti namun tidak fasih berbicara. Oh ya Bahasa Enrekang sebenarnya tidak 'diakui' sebagai bahasa daerah resmi di Sul-Sel. Bahasa ini mirip dengan bahasa Toraja mungkin sekitar 70% namun sangat berbeda dalam dialek. Beberapa kata juga berbeda. Saya sendiri cukup mengerti bila mendengar percakapan bahasa Enrekang namun sangat kaku dalam berbicara. Saya hanya bisa beberapa kalimat pendek yang sering saya dan ibu saya dulu gunakan jika kami ingin ngomong rahasia. Namun jangan tanya untuk bahasa Bugis dan Bahasa Makassar (2 bahasa yang paling banyak penggunanya di Sul-Sel), saya tidak bisa sama sekali. Mungkin saya mengerti 1-2 kalimat yang umum dipakai sehari-hari namun saya tidak mengerti jika sudah dalam bentuk kalimat panjang. Inilah salahnya karena tidak ada keharusan bagi kami dan juga tidak dipakai dalam keluarga maka kedua bahasa daerah ini saya tidak bisa. Tambahan lagi sebenarnya bahasa dalam keluarga kami belum tepat dikatakan bahasa Enrekang karena kampung ibu saya di desa Duri kabupaten Enrekang, nah bahasanya sedikit beda lagi dengan bahasa Enrekang. Betapa kayanya bahasa daerah ya....

Saat saya kuliah di Bogor, saya bergaul dengan orang Sunda dan sering mendengar mereka bercakap sehingga lama kelamaan saya jadi mengerti bahasa Sunda meski bahasa yang pasaran (istilahnya Sunda Kasar). Ngomong pun bisa dikit-dikit, yahhh lumayan bisa ngomong dikitlah kalau tawar menawar dengan penjual yang orang Sunda. Bahasa Jawa ya dikit-dikit juga ngertinya karena mertua saya sering ngajak
saya ngomong  bahasa Jawa walau awalnya saya tidak mengerti. Sementara untuk bahasa International, saya 'bisanya' bahasa Inggris. Maklum bahasa ini masuk dalam peajaran wajib sejak saya kelas 1 SMP (th 1986). Sampai tahun 2010 saya sangat pasif berbahasa Inggris walau sudah mempelajarinya selama 24 tahun! Pasif dalam artian mengerti jika harus membaca (karena waktu kuliah dulu text book yang dipakai kebanyakan buku impor) namun tidak bisa ngomong sampai akhirnya saya cukup bisa speak in English setelah anak saya Khayra sering kali mengajak saya ngomong Bahasa Inggris sejak dia belum genap 4 tahun.

Ibu saya sendiri menguasai 4 bahasa. Bahasa daerah tapi hahaha.... Jadi ibu saya mampu bercakap-cakap dengan fasih ke-4 bahasa daerah di Sul-Sel + bahasa Enrekang/Duri (keempat bahasa tersebut sangat berbeda!). Beda dengan tante-tante saya yang tidak sefasih ibu saya. Hal ini karena ibu saya yang cukup aktif di organisasi dulu rajin praktek ngomong bahasa daerah ke teman-temannya.

Jadi intinya bahasa adalah praktek-praktek-praktek. Sepintar apapun belajar segala grammar bahasa kalau tidak bisa ngomong yang belum bisa dikatakan menguasai suatu bahasa dan untuk bisa fasih ngomong tentu saja harus praktek.

Saya juga pernah membaca literatur yang mengatakan bahwa mempelajari bahasa lain selain bahasa ibu (bahasa asing atau bahasa daerah) membantu melatih otak kanan. Jadi sebenarnya mempelajari berbagai bahasa sangat-sangat berguna karena selain mempermudah dalam sosialisasi juga membuat kapasitas otak kanan semakin besar.

Untuk bahasa asing tidak bisa dipungkiri bahwa penguasaan bahasa Inggris sekarang adalah mutlak. Sebagai bahasa Internasional, penguasaan bahasa ini sangat berguna dalam mempelajari sesuatu entah dari buku-buku berbahasa asing juga dari informasi di internet. Anak-anak sekarang sudah diajarkan bahasa Inggris dari kelas 1 SD dan untuk sekolah swasta dan RSBI sudah mempelajari Bahasa Mandarin sejak kelas 1 SMP. Sayangnya metode yang digunakan dalam belajar bahasa Inggris (terutama di SDN) masih sama dengan metode jaman dulu yang tidak juga membuat sang murid fasih bercakap.

Berkaca dari pengalaman saya dan juga anak pertama saya maka anak yang kedua/bungsu saya sekolahkan di sekolah yang national plus, yang menggunakan Bahasa Inggris aktif dan juga bahasa Indonesia. Hasilnya anak saya (yang memang sebelum sekolah pun sudah bisa speak dalam bahasa Inggris) fasih dalam percakapan. Saya dan kakaknya banyak belajar darinya. Sementara anak pertama saya yang bahasa Inggrisnya pas-pasan (karena dari SDN) sudah lumayan peningkatannya setelah sekolah di SMPN RSBI yang mewajibkan pelajaran math dan science dalam Bahasa Inggris.

Sayangnya masih banyak yang protes dengan memasukkan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar dalam 2 mata pelajaran itu. Saya heran memangnya kenapa sih. Toh mempelajari bahasa asing tidak mengurangi rasa nasionalisme. Orang-orang yang protes selalu mengatakan lihat Jepang yang rakyatnya yang sangat bangga dengan bahasanya sampai-sampai mereka merasa tidak perlu belajar bahasa asing (orang Jepang jarang yang bisa bahasa Inggris). Waduhhhh Indonesia dibandingkan dengan Jepang. Jepang negara maju dimana negara lain butuh Jepang dalam berbagai hal terutama teknologi. Sementara Indonesia? walaupun Indonesia kaya raya dalam sumber daya alam namun tidak maju juga karena banyaknya koruptor di Indonesia. Banyak orang kaya karena korupsi dan tidak tahu malu. Di Jepang kalau gagal memimpin apalagi terlibat skandal korupsi atau lainnya, mereka sampai bunuh diri karena budaya malu yang sangat melekat di masyarakat. Jadi Indonesia sampai detik ini masih juga posisinya di bawah, sangat membutuhkan negara lain (terutama USA, tunduk banget dengan negara itu). Karena kita yang butuh makanya kita mempelajarilah bahasa negara itu supaya kita bisa berhubungan dengan mereka.

Sekarang anak saya yang pertama sedang mendalami Bahasa Jepang dan alhamdulillah lulus seleksi schoolarship ke Jepang bulan Oktober nanti selama 10 hari. Anak saya yang kedua juga belajar Bahasa Mandarin di sekolahnya dan bahasa Arab (ini sih wajib sebagai moeslim) di TPA. Senang rasanya jika anak-anak saya bisa berbagai bahasa. Sama sekali bukan untuk gaya-gayaan. Memang ada harga yang harus kami keluarkan untuk itu semua, namun sepadanlah dengan apa yang didapat. Sayangnya kedua anak saya akhirnya tidak bisa bahasa daerah karena saya sendiri tidak bisa dan papanya karena jarang di rumah juga tidak terbiasa ngomong bahasa Jawa (walaupun dia bisa).

Bahasa adalah jendela dunia. Semoga dengan menguasai berbagai bahasa anakku dapat membuka jendela dunia dan mengambil segala kebaikan yang dilihatnya untuk kesuksesan mereka di dunia akhirat. Aamiin...





 


Widifayra 
Mau Langsing dengan Nutrisi Sehat Alami?
Just klik

Labels: , , , ,

posted by Widifayra @ 7:46 pm  
0 Comments:

Post a Comment

<< Home
 

LANGSING & SEHAT

TOKO BAJU ONLINE

TOKO BAJU ONLINE

RAHASIA RUMAH GRATIS

RAHASIA RUMAH GRATIS

KLIK DISINI RAHASIA MENDAPATKAN RUMAH GRATIS !!! GRATIS E-BOOK SENILAI Rp.200.000,- PERSEDIAAN TERBATAS !!!

BINGUNG MENGATUR KEUANGAN ANDA???

CHECK UP FINANCIAL

SOLUSINYA DISINI !!!

About Me

Widya Astuti's Profile
Widya Astuti's Facebook profile

Click My Profile Picture To See Me @ FACEBOOK

Name: Widifayra
Home: Pos Pengumben, Kb. Jeruk, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia
About Me: Nama saya Widya Astuti, biasanya dipanggil WIDI. FAYRA adalah gabungan nama 2 putri saya(FAlya-12 th dan khaYRA6 th). Lulusan PTN di Bogor dan pernah bekerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta sebagai marketing kredit. Saat ini sebagai WAHM (Work At Home Mom), berbisnis untuk lebih mengembangkan potensi diri...dengan dukungan rekan-rekan yang super hebat di komunitas TDA.
Email: widifayra@yahoo.co.id
Kategori
Previous Post
Links
Bisnis
Kesehatan
Pendidikan
Comments

count webpage visits
Aku Langsing




Member of

JOIN TDA

Rekan TDA