Kotak-Kotak Sekolah
Ini bukan bermaksud menceritakan sekolah yang berbentuk kotak-kotak, atau seragam kotak-kota, tapi tentang sekolah jaman sekarang yang terkotak-kotak berdasarkan asal Negara, agama, derajat ekonomi dll.
Seingat saya waktu saya di SMPN 6 Makassar dan SMAN 1 Makassar (sekarang sekolah-sekolah terebut menyandang status RSBI) murid-muridnya beragam dari hal agama maupun etnis. Banyak Etnis Tionghoa yang bersekolah di sekolah negeri, agama lain pun banyak. Di sekolah Katolik pun banyak muslim yang bersekolah di sana. Tapi sekarang ini banyak bermunculan sekolah berbasis agama dari agama Islam, Kristen dan Katolik. Sekolah juga banyak berdasarkan asal Negara misalnya Japan, Korea dll. Hanya bisa diterima bersekolah di situ jika salah satu dari orang tuanya berasal dari Negara tersebut. Saya perhatikan sekarang ini murid sekolah negeri hampir seluruhnya muslim. Di SDN anak saya dulu, agama Kristen < dari 5 orang. Akibatnya Diknas tidak mengirimkan guru agama Kristen ke sekolah tersebut padahal saat ulangan umum agama mereka juga harus ikut itupun harus berkumpul di satu tempat tertentu berbaur dari sekolah lain. Akhirnya inisiatif dari teman anggota komite sekolah yang beragama Kristen untuk memberikan pelajaran agama Kristen kepada anak-anak tersebut tanpa imbalan. Niatnya ya ibadah. Akibatnya semakin sedikit murid non muslim yang mau masuk sekolah negeri padahal mereka orang asli Indonesia. Mereka lebih memilih sekolah Kristen yang tentu saja swasta. Kasihan bagi mereka yang kurang mampu terpaksa harus mengeluarkan uang lebih untuk sekolah.
Karena mulai dari kecil (TK-SD) mereka sudah dikotak-kotakkan berdasarkan agama, timbullah perasaan ego di antara masing-masing pemeluk agama. Akibatnya seperti yang kita lihat sekarang ini di negara kita, perang antar pemeluk agama kerap terjadi.
Saya pribadi lebih memilih sekolah umum. Di sekolah Khayra sekarang ini (TK Ladybird) merupakan sekolah umum walaupun pemilik dan principalnya beretmis Chinese dan beragama non muslim. Kebanyakan murid memang dari etnis Chinese karena sekolah ini full English + pelajaran bahasa Mandarin dan Pelajaran Bahasa Indonesia. untuk di K2 ada 2 kelas @ 15 anak berarti ada 30 anak. Di kelas Khayra ada 2 yang beragama Islam lainnya Katolik dan Kristen. Di K2 yang satu lai setahu saya ada anak dari etnis India yang muslim. Guru-gurunya banyak juga yang muslim berjilbab walaupun saat mereka tiba di sekolah mereka akan melepas jilbabnya karena kembali lagi ini sekolah umum. Tidak boleh menonjolkan atribut keagamaan. Kebetulan 2 guru Khayra beragama non muslim dari suku Tionghoa dan manado tapi kelas K2 yang satu lagi keduanya muslim dan berjilbab. Saya sangat suka..... sekolah ini. Saya tidak khawatir anak saya akan diajarkan keyakinan yang berbeda dengan keyakinan kami karena banyaknya guru muslim di sana.
Dalam mencari SD pun saya mencari SD umum. Banyak yang menyarankan saya untuk memasukkan ke Al-Azhar atau Citra Az-Sahra atau A-Ba-Ta. Tapi saya masih lebih memilih sekolah umum dengan harapan anak saya bisa berbaur dengan berbagai etnis dan agama karena itulah realita yang akan dia hadapi saat terjun ke masyarakat kelak..
Widifayra
MAU TURUN BERAT BADAN??? MAU LANGSING???
Labels: anak, lady bird, Pendidikan, personal, sekolah bagus, sekolah muslim |
Post a Comment