Batuk Pilek Sembuh Tanpa Antibiotik |
Thursday, September 06, 2012 |
Batuk Pilek Sembuh Tanpa Antibiotik
Untuk kesekian kalinya saya mengabaikan resep dokter yang memberikan antibiotik untuk Khayra, dan alhamdulillah Khayra bisa sehat lagi tanpa antibiotik.
Membaca detik.com tentang http://health.detik.com/read/2012/09/05/105431/2008386/775/anak-pilek-batuk-kok-dikasih-antibiotik-jangan-mau?l991101755 kembali mengingatkan saya betapa dokter (dokter anak maupun dokter umum) sering banget meresepkan antibiotik untuk anak yang kena flu (batuk pilek). Seingat saya hampir setiap kali anak saya panas karena batuk pilek pasti dikasih antibiotik kecuali dokter Waldy, SpOG yang belum pernah meresepkan obat apapun setiap kali ke sana.
Hari Kamis minggu lalu (30 Agustus 2012), sekitar jam 11:30 saya menerima telepon dari guru kelas Khayra. Khayra tidak enak badan. Ini untuk kedua kalinya sejak Khayra sekolah di sini bulan Juli yang lalu. Kali pertama sekitar awal Agustus Khayra juga pulang cepat karena agak demam. Khayra memang agak batuk karena serumah (saya dan kk Falya) juga batuk. Waktu itu sekitar jam 11 saya jemput dari sekolah dan sampai rumah langsung saya kasih juice daun pepaya+madu+jeruk nipis sebagai obat turun panas dan juga obat batuk A*t*f*d. Tak lupa jamu kunyit, kencur jahe dan sirih. Sampai malam berulang kali saya kasih obat tradisional itu dan alhamdulillah paginya Khayra sudah tidak demam dan bisa pergi sekolah walau masih pilek.
Saat saya menerima telepon Kamis yang lalu bahwa Khayra kembali tidak enak badan saya tenang saja karena pikir saya toh pasti karena batuknya lagi. Sebelum menjemput saya mampir dulu ke apotik membeli obat batuk karena kebetulan habis (kk Falya juga minum obat itu karena flu). Sampai di sekolah Khayra sudah ada di lobby bersama gurunya. Herannya Khayra nangis dan mengeluh pusing banget sehingga akhirnya Khayra saya gendong. Kata Khayra dari pagi saat kelas montessori sudah merasa pusing banget mana lagi habis montessori Khayra ada test Math. Mungkin habis itu pusingnya semakin menjadi. Di perjalanan pulang ke rumah Khayra mengeluh mual dan saya pun memberikan plastik untuk menampung jika Khayra muntah. Sepuluh menit kemudian kami sampai di rumah dan Khayra tidak juga muntah walaupun masih mengeluh mual. Saya segera mendudukkan di kursi meja makan sambil mempersiapkan obat pusing untuknya (obat pusing ini juga sekaligus obat demam. Biasanya saya hanya memberikan obat ini jika panasnya melebihi 38,5 atau jika pusing banget). Belum juga obat saya berikan, Khayra keburu muntah. Plastik yang saya berikan tidak cukup menampung karena berupa air. Setelah Khayra saya seka di kamar mandi dan membersihkan lantai dan kursi makan yang kotor terkena muntahan, saya menggendong Khayra ke kamar. Obat kembali saya berikan dan Khayra minum banyak banget. Katanya biar cepat sembuh. Alhasil Khayra kembali muntah di kasur.
Saya pun berinisiatif membawa Khayra ke Rumah Sakit. Tujuannya sih untuk mendapat pengantar ke theraphy nebulizer. Maklum bunyi dahak saat Khayra batuk semakin menjadi. Memang sih sudah seminggu batuk berdahak, tapi karena Khayra feeling well saya tidak begitu teratur memberi jamu dan mengurut badannya dengan aromatheraphy oil. Penyesalan tidak berguna memang, hikksss... Daaannn hari Kamis ini memang rencananya mau saya bawa ke dokter anak untuk minta pengantar di-nebulize. Welahdalahh memang ke dokter anak tapi Khayra sudah keburu demam. Sampai di RS, dokter anaknya sudah pulang, terpaksalah Khayra diperiksa oleh dokter umum di ruang IGD (ruang yang sejak 3 tahun terakhir saya hindari banget). Saya langsung minta Khayra dinebulize karena terlihat sesaknya sudah mulai kambuh, tapi saya menolak di ruang IGD dan minta ke ruang fisiotheraphy. Dokter juga menuliskan resep obat untuk Khayra. Setelah selesai nebu, saya lalu menebus obat di apotik. Seperti biasa saya bertanya jenis obatnya daaaannnnn.....ada ANTIBIOTIK dalam resep selain obat flu dan batuk. Saya hanya menebus obat flu (racikan) dan obat batuk M*c*p**. Khayra kembali muntah saat saya gendong menuju mobil. Alhasil baju saya bagian belakang belepotan...
Setibanya kami di rumah, saya segera memberikan obat dokter itu (tentunya setelah mengganti baju yang kotor tadi). Apa daya beberapa menit setelah memberikan obat, Khayra kembali muntah. Bingung banget. Air putih pun membuat Khayra muntah. Alhamdulillah saya ingat untuk memberikan obat anti muntah Vo*e*a. Kk Falya segera saya mintakan tolong untuk membelikan di apotik. Ternyata manjur juga. Setelah minum obat anti muntah Khayra tertidur. Masih belum ada obat apapun yang masuk ke badan Khayra. Boro-boro mau saya kasih juice daun pepaya, air putih saja langsung keluar lagi.*sambil mengelap peluh*.
Jam 8 malam Khayra saya bangunkan untuk minum obat dokter dan jamu kunyit. Jamu kunyit dkk itu memang hampir selalu ada di kulkas namun untuk Khayra malam ini saya tambahkan lebih banyak lagi air rebusan daun sirih. Tengah malam jam 2 Khayra terbangun. Badannya masih hangat. Saya check dengan thermometer masih 37.9. Bingung juga saya karena hari Jumat di sekolah ada Festival Idul Fitri yang mana saya sudah menjahitkan baju muslim baru untuk Khayra. Tentu saja Khayra akan kecewa banget jika tidak bisa sekolah. Saya pun yang menjahit bajunya kilat dalam 1 hari waktu hari Rabu (soalnya saya kira festivalnya hari kamis) kecewa juga ingin lihat Khayra pakai baju muslim di sekolah. Tadinya sudah mau menyerah mau membeli antibiotik, tapi saya berusaha tidak tergoda. Jam 3 subuh saya tawarkan ke Khayra untuk minum juice daun pepaya. Saking inginnya Khayra ke sekolah, dia menyetujui. Subuh saya keluar halaman dan memetik daun pepaya. Langsung saya buat untuk segelas. Ditambah madu dan jeruk nipis, Khayra meminumnya sebanyak 4 sdm dan juga jamu kunyit sekitar 4 sdm. Tiap 1.5 - 2jam saya kasih ramuan itu. Jam 5 pagi saya cek suhunya 37.3. Sudah turun. Untuk sarapan saya buatkan bubur ditambah telur. Untungnya Khayra mau makan walau tidak banyak. Jam 7 pagi (biasanya jam segini sudah siap-siap berangkat sekolah) Khayra minta sekolah. Saya pastikan lagi apakah dia kuat sekolah dan Khayra menyatakan kuat. Ya sudah akhirnya diputuskan Khayra sekolah dan saya akan menunggunya di sekolah. Padahal sih sekolahnya cuma 500 meter dari rumah. Kalaupun Khayra sakit dan saya ditelepon, paling lama 5 menit sudah sampai sekolah. Tapi saya tidak tega juga, so lebih lebih aman saya tunggu di sekolah saja berbekal laptop dan modem untuk mengusir kebosanan. Sampai jam 11:30 semua aman dalam artian tidak ada sms/telepon dari gurunya. Gurunya sih ga tahu kalau saya menunggu di lobby. Kelasnya Khayra dan juga acara Idul Fitri diadakan di lantai 3. Jenuh menunggu saya pulang. Handphone standby di tangan saya takut kalau gurunya telepon saya. Jam 2 saya jemput Khayra di sekolah. Alhamdulillah Khayra baik-baik saja kondisinya.
Obat batuk dan flu masih terus saya berikan sampai habis. Begitu juga dengan juice daun pepaya dan jamu kunyit. Hari Senin badannya masih sedikit hangat. Batuknya sudah berkurang dan obat dokter sudah habis. Jamu kunyit terus saya berikan sampai hari saat saya menulis blog ini. Hanya saja frekwensinya hanya 2 kali sehari. Batuknya sudah sangat berkurang. Terutama sesaknya sudah tidak lagi. Nafasnya sudah tidak bunyi. Pileknya sudah hilang dan suhunya sudah normal.
Ohya selain obat herbal, saya juga rajin memijat Khayra dengan oil aromatherapy dari anisherbal.com. Sehari bisa 3 kali. Biasanya kalau sudah mulai batuk saya pijat dengan minyak ini beserta rangkaian pengobatannya (total ada 5 jenis oil) supaya pilek dan batuknya tidak berlanjut. Tapi yah namanya manusia terkadang malas saya. Jadinya udah keburu demam baru deh kalang kabut.
Kembali saya membuktikan bahwa batuk pilek doang tidak perlu antibiotik. Bahkan dari obat tradisional yang baru bisa saya kasih jam 8 malam (jamu kunyit) dan jam 3 subuh (daun pepaya), jam 8 pagi Khayra bisa beraktifitas lagi. Seandainya dari pulang sekolah Khayra ga muntah dan bisa minum obat herbal itu mungkin malam sudah bisa mereda sakitnya.Yah apapun itu semua kesembuhan dari Allah SWT. Sepanjang saya memijat badannya Khayra tak lupa saya bacakan surah Al-Fatihah berulang-ulang sambil memohon kesembuhan. Saya juga mencoba mengalirkan energi alam yang pernah saya ikut workshopnya. Juga saya pencet ujung-ujung jari kaki Khayra (seperti akupuntur) yang kabarnya ujung jari kaki berhubungan dengan saluran pernafasan.
Semoga kita senantiasa bisa memberikan yang terbaik buat anak kita. Aamiin...
Ini cerita pengalaman saya saat Khayra sakit: http://widyafayra.blogspot.com/2012/06/leukosit-turun-dengan-obat-alami.html http://widyafayra.blogspot.com/2012/02/obat-herbal-untuk-bronchitis.html http://widyafayra.blogspot.com/2011/07/juice-daun-pepaya-penurun-panas-alami.html http://widyafayra.blogspot.com/2012/02/diagnosa-dokter-yang-salah.html
Mau Langsing dengan Nutrisi Sehat Alami?
Just klik
Labels: anak, anisherbal, jamu antibiotik, Kesehatan, obat alami, obat bronchitis, obat panas alami, obat penurun panas
|
posted by Widifayra @ 8:34 am  |
|
|
Leukosit Turun Dengan Obat Alami |
Thursday, June 21, 2012 |
Leukosit Turun Dengan Obat Alami
Kembali saya ingin menceritakan khasiat obat alami yang sudah dirasakan Khayra.
Tiga minggu yang lalu Sabtu 27 Mei 2012 pagi hari saat bangun tidur Khayra mulai sedikit batuk. Karena batuknya hanya sesekali, saya tidak terlalu menghiraukan dan tetap pada rencana semula untuk jalan-jalan. Maklum pap baru datang semalam jadi seperti biasa Sabtu pasti dipakai jalan. Nah hari itu rencananya kami akan ke PIM setelah menjemput kk Falya yang sedang ekskul Bahasa Jepang di sekolah. Saya juga diundang pertemuan oleh sensei. Di sekolah Falya, Khayra sempat mondar mandir di lapangan yang panas dan berangin sambil menunggu saya rapat dengan sensei. Dari sekolah Falya kami meluncur ke Panglima Polim untuk makan sate yang cukup terkenal di daerah itu. Berhubung dari panglima Polim ke PIM macet banget, kami merubah tujuan ke rumah mertua saya di Pondok Gede. Sepanjang perjalanan Khayra tidur dan berlanjut sampai di rumah mertua. Ternyata Khayra demam sehingga rencana ke PIM batal dan langsung pulang ke rumah.
Karena Khayra panasnya karena batuk maka saya memberikan obat actived. Sebenarnya saya sudah beberapa bulan menghindari obat kimia, namun saya ingin Khayra cepat sembuh berhubung hari Senin kami sekeluarga akan membuat Paspor di kantor Imigrasi Jakarta Barat yang letaknya di Kota. Pembuatan paspor tidak bisa ditunda lagi karena sensei sudah akan menyerahkan ke Japan Foundation sehubungan dengan rencana keberangkatan Falya ke sana bulan Oktober. Minggu sore saya baru memberikan ramuan juice papaya kepada Khayra untuk menurunkan panasnya. Senin pagi panasnya sudah mulai turun dan karena pagi-pagi banget kami harus meluncur ke kantor Imigrasi dan demi menjaga supaya panasnya tidak menaik saat kami sedang sibuk mengurus paspor, maka pagi itu saya memberikan obat panas. Obat daun papaya tetap saya berikan. Di kantor Imigrasi Khayra sempat mimisan dan badannya sedikit hangat. Berhubung Khayra tadi mimisan sepulang dari kantor Imigrasi, saya mampir membelikan larutan penyegar cap B. Saya pun membuatkan jamu kunyit+jahe+kencur+10 lembar daun sirih untuk Khayra. Bukankah kunyit dan daun sirih adalah antibiotic alami? Saya hampir saja menyerah untuk memberikan antibiotic. Rencananya besok jika Khayra masih demam walaupun telah saya berikan antibiotic alami, maka terpaksa antibiotic kimia saya berikan. Selasa pagi suhu tubuh Khayra semakin mendekati normal dan Alhamdulillah sorenya sudah benar-benar normal walaupun masih batuk dan flu.
Berhubung Khayra selalu bersama saya maka saya pun ikut kena flu lalu menular ke kakak Falya. Saat saya mulai sembuh, kk Falya flu-nya masih berat sehingga kembali nular ke saya. Saya flu nyaris 2 minggu. Tiba –tiba kembali di hari Sabtu 9 Juni, tepat 2 minggu dari waktu Khayra demam, kembali suhu badan Khayra menaik. Herannya kali ini tanpa didahului batuk maupun pilek. Penyebabnya saya kurang tahu yang jelas Khayra demam sepulang main ke rumah tetangga di blok yang berbeda. Saya ijinkan karena sudah seminggu Khayra sehat walafiat walaupun saya dan kakaknya flu. Awalnya saya kira dia akan bermain dalam rumah tapi ternyata mereka main sepatu roda di jalanan dan baru saya ketahui saat malamnya dia bercerita. Sore itu cuaca memang mendung dan angin cukup kencang. Saya pikir mungkin masuk angin dank arena saya dan kakaknya masih flu sementara kami bertiga tidur sekamar, mungkin saja ada virus atau bakteri dormant yang pindah ke badan Khayra dan langsung bangun saat kena angin dan Khayra yang kelelahan bermain. Seperti biasa saya mengandalkan obat alami jamu, larutan penyegar dan juice daun papaya. selama hari minggu walau sedikit demam (sekitar 37-an) Khayra tetap aktif bermain di rumah.
Senin pagi kelihatannya Khayra sudah baikan dan saya tawarkan apakah mau ke sekolah. Khayra mengeluh masih pusing. Sekitar jam 9 panasnya naik mencapai 38.4. Saya masih bertahan tidak memberi obat panas dan membiarkan panas tubuhnya yang ‘membunuh’ virus atau bakteri di badannya. Jam 10 Khayra mulai merasa tidak nyaman. Terlihat dari matanya yang memerah dan merasa kedinginan. Saya memutuskan ke RS untuk periksa darah, takutnya DB karena panas kali ini tanpa disertai flu. Sebeum ke dokter saya cek suhunya sudah mencapai 38.6 sehingga saya terpaksa memberikan obat panas kimia. Karena saya peserta inhealth maka terlebih dahulu saya ke kantor untuk meminta pengantar dari dokter keluarga ke dokter spesialis anak. Saat berkonsultasi dengan dokter umum (yang masih muda banget orangnya) sang dokter menyarankan untuk memberikan obat panas jika suhunya sudah diatas 37.5, ditakutkan anak mengalami kejang. Hhmm pernyataan yang berbeda dengan yang saya pelajari di milis sehat bahwa saat anak panas, usahakan untuk tidak memberikan obat penurun panas jika anak masih terlihat ‘nyaman’ walaupun suhunya sudah mencapai 38. Biarkan panas tubuhnya yang membunuh penyakit di badannya. Saya sendiri sudah mempelajari daya tahan anak saya sehingga sampai dengan 38.4 biasanya saya masih bertahan tanpa obat penurun panas. Alhamdulillah Khayra juga tidak ada sejarah pernah kejang. Setelah mengantongi surat rujukan untuk tes lab dank e dokter spesialis, kami segera meluncur ke RS. MPH. Alhamdulillah hasil test darah trombositnya bagus dan test DBnya dengan ig juga negative. Hanya leukositnya yang tinggi menunjukkan adanya infeksi. Biasanya disebabkan bakteri dana dokter akan memberikan antibiotic. Benar saja dokter memberikan antibiotic dan obat flu/batuk karena katanya saluran pernafasannya terlihat meradang. Hati saya menolak memberikan antibiotic dan mencoba tetap mencoba antibiotic dari daun sirih dan kunyit juga oil aromatheraphy. Hanya obat flu/batuk yang saya berikan.
Senin malam (berarti sudah 2x24), Khayra masih demam hanya saja sudah di bawah 38.6, mungkin sekitar 38.3 tapi Khayra sudah tidak gelisah sehingga saya tidak lagi memberikan obat penurun panas kimia kecuali juice daun papaya. Larutan penyegar dan jamu/antibiotic alami tetap saya berikan per 2 jam. Saat Khayra tertidur, saya sempat nangis dan memohon pada Allah SWT agar Khayra-ku kembali sehat tanpa antibiotic. Tengah malam Khayra terbangun untuk pipis dan saya yang susah untuk kembali tidur iseng membuka facebook. Kebetulan saya membuka postingan seseorang yang menuliskan tentang kekuatan energy. Saya kemudian masuk ke link-nya. Postingan di web itu membangkitkan kembali ingatan saya akan kekuatan energy, kekuatan pikiran yang bisa menyembuhkan penyakit. Dulu saya pernah ikut pelatihan energy reiki sekitar 6 tahun lalu. Tapi saya malas latihan jadi sensitifitas menarik energinya tidak terasah. Apa yang saya pelajari dulu pada dasarnya sama saja dengan berbagai ilmu tentang energy, tentang Low of Attraction, kekuatan pikiran, quantum ikhlas dll yang lagi marak belakangan ini. Tidak ada salahnya saya coba terapkan ke Khayra di tengah kepasrahan saya malam itu. Saya lalu membayangkan menyalurkan energy ke badan Khayra dan energy tsb membersihkan badan Khayra, darah Khayra sehingga kembali bersih. Saya fokuskan ke bagian tenggorokan yang kata dokter meradang. Saya melakukan sampai kemudian saya tertidur.
Pagi harinya badan Khayra berkeringat walau masih demam sekitar 37.6. Alhamdulillah, yang jelas kata Khayra,” Feel better, Mommy”. Saya masih melanjutkan dengan memberikan jamu antibiotic, larutan penyegar, teh hangat, oil aromatheraphy dan juice daun pepaya serta obat pilek (saya pakai actived). Siangnya suhu badan Khayra semakin membaik dan malamnya sudah normal ke angka 35-36. Syukur tak terkira, Khayra kembali bisa melewatkan penyakit ini tanpa antibiotic.
Saya ingat waktu bulan Maret, Khayra juga demam dan hasil pemeriksaan leukositnya 14rb dari normal max 13rb. Waktu itu saya ke dokter B dai RS.MPH dan dikasih antibiotic. Waktu itu saya masih meyakini bahwa bila terjadi peradangan karena bakteri (ditandai dengan tingginya leukosit) maka pengobatan harus dengan antibiotic. Ternyata keyakinan saya terbantahkan karena Khayra bisa sembuh tanpa antibiotic padahal leukositnya mencapai 18rb.
Saya tidak tahu Khayra sembuh karena memang sudah waktunya sembuh alami (di hari ke-3), atau karena obat alami yang saya berikan atau karena energy yang saya salurkan. Yang jelas apapun itu, semua karena Allah SWT yang sudah menyembuhkan Khayra. Alhamdulillah...
Widifayra
Mau Langsing dengan Nutrisi Sehat Alami?
Just klik
Labels: anak, energy, jamu, jamu antibiotik, juice daun pepaya, kekuatan pikiran, Khayra, LOA, low of attraction, obat alami, obat panas alami, obat penurun panas, reiki
|
posted by Widifayra @ 11:26 pm  |
|
|
Juice Daun Pepaya : Penurun panas alami |
Thursday, July 21, 2011 |
Juice Daun Pepaya : Penurun panas alami Pernah makan buah papaya? Kemungkinan besar jawabannya: pernah. Yap buah papaya biasanya dimakan bersama buah lainnya yang dicampur menjadi esbuah…hhmm slurppp…. Dimakan begitu saja juga enak koq apalagi yang warnanya orange kemerahan biasanya manissss…. Di rumah saya, papaya hampir ada setiap hari karena seluruh keluarga suka makan papaya. Hampir tiap pagi papaya menjadi menu sarapan papanya anak2 selain sehat juga mengenyangkan dibanding semangka, melon atau apel. Karena papaya menjadi santapan rutin di rumah, saya pun menanam papaya California di rumah karena selain memanfaatkan buahnya, saya pun sangat membutuhkan daunnya. Whattss daun papaya? Pernah makan daun papaya? Biasanya orang Sunda memakan daun papaya sebagai lalapan sementara orang Jawa menjadikan sebagai campuran urap. Pada tahu kan gimana rasanya daun papaya? Yap benar sekali rasanya pahiiiitttt…… Biasanya sebelum diolah daun papaya diremas remas dengan garam untuk mengurangi rasa pahitnya, sama seperti mengolah buah pare. Tapi buah pare sih bagi saya ga pahit. Kebetulan saya ga terlalu suka manis, so saya sangat suka sayur pare maupun urap daun papaya. Nah kalau juice daun papaya pernah minum ga? Beuhhh kalau ini saya ga suka!!! Dulu…waktu saya masih SMP sekitar 25 tahun yang lalu (waakkkk lamanya euy…), saya langganan sakit kepala (sekarang juga sih masih kalau kepalaku kena panas, atau kehausan atau kecapean). Sampai pernah discan segala, Alhamdulillah masih normal kepalaku. Ibuku menyarankan aku minum air rebusan daun papaya. Karena pingiun sembuh maka saya pun membuat rebusan daun papaya. Mirip teh. Tapi rasanya booo… ga kuat. Pahiiittttt. Udah dikasih air gula masih juga pahit ga ketulungan. Saya pun menolak mentah-mentah ramuan itu. Ogah!!! Sampai suatu hari saya dengan malu hati mengakui keampuhan air daun papaya itu. Sekarang saya balik memuji dan mempromosikan ke semua orang khasiat dari pahitnya daun itu…. Ceritanya begini: Pada suatu hari…hehe… ini introduction cerita anak2 jaman dulu bah!!!. Saya ingat banget waktu itu hari Sabtu tanggal 30 April 2011, pagi2 Khayra demam dan teriak2 sakit kepala. Awalnya masih anggap biasa soalnya emang dari kemarin Khayra (5 tahun) terlihat rada mo batuk. Yang jadi masalah hari Sabtu ini jam 13, Khayra mo pentas/ujian dance di Mall FX. Baju pentas sudah saya siapkan dari beberapa hari yang lalu. Khayra pun sangat antusias mo ikut cause ini adalah pentasnya yang pertama. Jam 9 saya kasih sanmol dan active dengan harapan panasnya segera turun dan kami bias segera ke FX. Emang sih panasnya turun dan pusingnya hilang so kami segera meluncur ke FX. Sesaat sebelum pentas demamnya mulai naik lagi. Berhubung saya ga bawa obat, segeralah saya membeli Sanmol di Guardian. Tapi ternyata tidak banyak menolong. Khayra tetap lemes dan demam. Alhasil kami pun minta ijin pulang. Malam minggu panasnya mulai menaik bahkan mencapai 39. Panik dong saya mana sang papi lagi pendidikan di Cisarua. Jam 3 subuh saya segera ke RS.Medika Permata Hijau untuk cek darah. Dari anak saya yang pertama biar pun baru satu hari demam tapi kalau mencapai 39 saya pasti langsung cek darah walau tanpa pengantar dokter. Kalau trombosit oke, masih bisalah nafas dikit. Ternyata trombosit Khayra bagus, yang tinggi adalah leukosit yang mengindikasikan ada infeksi. Berhubung hanya ada dokter UGD yang praktek saya yang masih trauma dengan ruang UGD di RS itu menolak ke dokter itu. ALhasil saya ke klinik 24 jam di belakang komplek. Dikasih 3 macam obat, tapi hanya satu yang diminum cause khayra muntah. Jam 11 siang panasnya mencapai 39.6. Panik banget. Sambil nangis nangis saya segera membawa Khayra ke RS. Medika. Sayangnya kami tiba saat jam praktek dokter poli berakhir (soalnya hari minggu jadi prakteknya suma bentar. Heran ya, emangnya orang bias milih sakit di hari kerja aja biar dokternya ada?). Disarankan ke UGD. Sambil mohon2 saya minta dokter di ruang UGD keluar ruangan dan periksa Khayra di ruangan lain aja. Untungnya CSnya berbaik hati menelpon dokter anak yang lagi visit untuk baliklagi ke poli. Saya udah panic banget karena Khayra udah menggigil disebabkan panasnya yang tinggi. Suster pun akhirnya memberikan penurun panas via dubur. Seperti yang kuduga Khayra dikasih antibiotic dan obat antivirus. Hari Senin Khayra mulai ceria lagi tapi saya putuskan untuk tidak masuk sekolah dulu biar Khayra istirahat di rumah. Selasa mulai demam lagi. Rabu panasnya kembali ke 39.6. Dengan airmata berderai saya segera membawa Khayra ke RS.Medika. Kali ini ditangani dokter Budi, dokter senior di Medika yang pasiennya buanyaaaakkk. Karena Khayra demamnya tinggi, suster melapor terlebih dahulu ke dokter dan dokter segera meminta check darah ulang. Hasilnya trobosit bagus, leukosit juga sudah normal. Jadi Khayra sakit apa??? Dokter kembali meminta tes Widal dan urine. Hasilnya juga negative. Saya Tanya dokternya sakit apa anak saya? Tau ga apa jawab sang dokter. Hanya Tuhan yang tahu sakit apa. Keselll banget dengan jawaban tuh dokter. Kalo gitu mah saya ga usah datang ke dokter !!! Dokter akhirnya kasih racikan obat flu dan batuk. Ditambah lagi obat typus (antibiotic). Saya Tanya koq dikasih obat typus kan hasilnya negetif? Kata dokter dilihat dari ciri2 Khayra yang lemes kemungkinan typus. Wah jawaban yang masuk akal. Dodolll!! Ya orang lagi demam tinggi, ga nafsu makan emang pasti lemes. Sekalipun tuh dokter udah senior, kita kan butuh data akurat, tidak dengan nebak2 gitu. Obatnya saya tebus aja tapi sampai di rumah saya search tentang typus di oom google. Hasilnya? Jangankan yanghasil tesnya negative, yang widalnya positif pun setelah diteliti ternyata sebagian besar bukan typus. Typus pun tidak menyebabkan panas yang sangat tinggi. Saya dan suami putuskan untuk tidak memberikan obat typus itu. Hanya obat flu dan batuk aja. Hari Kamis panasnya udah turun dikit. Jumat juga udah lumayan sehat so hr itu Khayra saya antar ke sekolah meskipun saya tungguin. Selain obat flu, saya kasih vege junior, juice kurma, vermint, habatussuda. Saya pun tiap hari kasih minumam kencur+jahe+sereh+jeruk nipis. Saya juga beli jeli gamat. Pokoknya menghindari obat kimia apalagi antibiotic. Hari Senin Khayra kembali demam walau tidak terlalu tinggi. Selasa kembali naik 38 walaupun turun saat dikasih obat penurun panas. Saya benar2 bingung. Sakit apa anak ini sampai 12 hari masih panas. Entah sudah berapa botol sanmol dan obat penurun panas lain yang masuk ke badan Khayra. Sedih banget badan anakku dijejalin obat kimia berhari-hari. Sampai akhirnya Allah memberikan petunjukobat itu di hari Selasa. Seperti hari2 sebelumnya selama Khayra sakit saya menunggu di sekolah. Iseng2 saya telepon tante Lina, tante saya di Makassar dan menceritakan sakitnya Khayra. Sang tante pun menyarankan untuk minum rebusan daun papaya. Itu obat panas dan pusing kata tante saya. Saya yang sudah putus asa dengan obat dokter segera menanggapi dengan mencari tahu lebih jauh tentang khasiat daun papaya melalui oom google. Ternyata air daun papaya ini juga sangat cepat menaikkan trombosit bagi penderita DB lho. Kebetulan di sekolah Khayra ada pohon papaya. Segera saya mengambil 3 lembar daun yang masih segar. Tiba di rumah segera saya membuat ramuan itu. Hanya saja daunnya tidak saya rebus. Katanya khasiatnya bias berkurang. Jadi 3 lembar daun itu saya cuci dengan air matang dan langsung diblender dengan 150 ml air matang hangat. Saat aq coba, ya ampunnnn pahiiittttnya. Saya pun menambahkan madu dengan perbandingan 1:1. Lumayanlah meski masih pahit. Alhamdulillah Khayra yang mungkin selama 12 hari ini sudah meminum berbagai macam obat dari yang pahit, asem dan manis mau juga mengkonsumsi ramuan ini. Jadi setelah pulang sekolah yang biasanya jika demam saya kasih obat penurun panas, saya ganti dengan member I 3 sendok campuran daun papaya+madu. Alhamdulillah 1 jam kemudian panasnya turun. Tiap 2-3 jam saya kasih 3 sdm sampai di hari Rabu panasnya benar2 sudah normal. Kata suami saya belum pernah selama 12hari ini suhu badan Khayra sebagus ini. Hari Rabu malam karena Khayra masih batuk dan mengeluh dadanya sakit, saya kembali membawa ke dokter untuk dirontgen baik dada maupun sinusnya. Alhamdulillah semuanya normal. Alhamdulillah lagi saya menemukan dokter anak yang baik dan sangat care terhadap pasiennya. Bahkan kami diberi nomor hp beliau untuk sewaktu-waktu telepon jika keadaan darurat. Saya yang banyak tanya tentang penyakit juga dijawab dengan tuntas walaupun diselingi berkali2 telepon dari pasiennya. Oke banget nih dokter. Selain itu dokternya ganteng hihi… namanya dokter Tatang. Recommended dehhh. Sejak minum air daun papaya itu Khayra kembali sehat. Bahkan bonusnya nafsu makan meningkat. Entah kebetulan waktunya memang sudah sembuh atau memang khasiat daun papaya itu, wallahualam. Yang jelas semua stock obat panas saya buang. Saya bertekad untuk seminimal mungkin memasukkan obat kimia ke badan anak saya. Saya mencoba mencari tahu obat alami lain untuk membantu meningkatkan daya tahan anak. Setelah browsing kesana kemari, juga block walking ketemu ‘obat’ yang menurut saya reasonable untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Obatnya ga jauh2 dari temennya juga yang setiap hari dikonsumsi oleh Khayra yakni propolis. Propolis adalah substrak getah yang keluar dari tunas daun dan kulit batang tanaman Conifer (golongan pinus) yang dikumpulkan lebah madu. Lebah kemudian mencampurkannya dengan zat yang disekresi dari kelenjar air lebah (selengkapnya lihat di http://www.binaapiari.com/propolis/). Harganya cukup mahal ya sehingga saya mencoba mencari2 merk lain yang ada di pasaran yang harganya lebih murah dan tetap berkhasiat. Ketemulah propolis dari melianature karena harganya yang lebih murah dan juga ada peluang usahanya lho… Setiap hari saya kasih 4 tetes (dicampur dengan madu dan air) x 3 kali/hari. Alhamdulllah, Khayra yang biasanya hamper setiap minggu batuk/pilek sudah tidak lagi. Bahkan saat liburan, hamper tiap hari jalan2 dan Khayra tetap sehat walafiat. Juga saat ke Lembang yang terkenal dingin, Khayra bahkan tahan mandi dengan air yang dinginnya kayak es itu. Kembali ke juice papaya. Sekitar 1.5 bulan sejak pertama minum juice itu, Khayra tiba2 demam. Memang sih saya lengah sudha 2-3 minggu absen kasih air daun papaya lagi pikir saya sudah sembuh ini (padahalsih ga apa2 untuk preventif ya…). Memang malamnya rada batuk dikit. Seperti biasa saya langsung nodong tetangga minta daun papaya dan membuat ramuan andalan. Alhamdulillah dalam 1-2 jam Khayra langsung keringatan. Sempat demam mencapai 37.8 dan muntah 2kali, tapi saya tetapkasih juice daun papaya itu. Saya tambahkan juga perasan daun miana untuk obat batuk. Alhamdulillah, demam hanya semalam, juga batuknya hanya 2 hari, Khayra kembali sehat. Dua hari yang lalu juga saat Khayra saya imunisasi DPT+polio buster 5th, Khayra sempat demam. Obatnya tentu saja yang murah meriah: juice daun papaya. Alhamdulillah malamnya setelah diimunisasi langsung saya kasih juice itu. Walaupun demam dan pusing tapi Khayra bisa tidur nyenyak. Memang sih saat di sekolah keeseokan harinya, Khayra mengeluh pusing dan kaki bekas suntik nyeri sehingga jam9 pagi saya jemput di sekolah. Tapi siangnya setelah saya kasih lagi juiceitu khayra udah segar, panasnya sudah turun dan bias maen lagi dengan kakaknya. Tidak hanya anak2 lho, orang dewasa pun bisa memakai ramuan ini. Saya pun pernah meminumnya saat saya demam. Semoga pengalaman kami ini bermanfaat bagi semua ya…. Labels: khasiat daun pepaya, obat alami, obat panas alami, obat penurun panas, papaya, pepaya, propolis
|
posted by Widifayra @ 12:03 pm  |
|
|
|
|